Indonesiainside.id, Jakarta – Sebuah tren TikTok di Eropa dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan orang-orang mengonsumsi madu beku dalam jumlah banyak. Sebelumnya, salah seorang pengguna TikTok, Dave Ramirez, memopulerkan madu beku sebagai camilan dan dianggap menyegarkan.
Tren itu menarik 900 juta penonton di TikTok dan menjadikan Dave sebagai “Frozen Honey King”. Tak sedikit orang-orang yang mencoba hal sama dengan mengonsumsi madu beku. Bahkan secara global. Meski tantangan ini telah menarik perhatian ratusan juta pengguna Internet dan sekitar 80 juta tagar #FrozanHoneyChallenge, mengonsumsi madu dalam jumlah banyak tidak disarankan. Kenapa?
“Madu memang enak, mengonsumsinya dalam jumlah kecil untuk pemanis benar-benar hubungan yang sehat dengan makanan, tapi menggunakannya untuk mendapatkan banyak pengikut dan banyak perhatian dan memilikinya dalam jumlah berlebihan itu gila,” kata Kristin Kirkpatrick, seorang ahli diet terdaftar di Klinik Cleveland, dikutip dari NBC News.
Ada lagi, Daniella Shaba, 20 tahun. Dia mencoba tren itu dan akhirnya menikmati bagaimana tekstur madu menjadi sangat kenyal dan berbeda dengan permen-permen yang dibuatnya mengingat dirinya adalah seorang pembuat permen.
“Saya sangat suka ini, tentu ini berbeda dari permen-permen saya, dan ada banyak sekali pilihan,” kata Daniella.
Juga seperti Eloise Fouladgar yang memiliki 3,6 juta pengikut di TikTok dan akhirnya ia hanya merasakan rasa manis yang dingin. Ia pun mengakui tren tersebut sangat aneh, namun bisa memuaskan hasrat penasaran. Dia mencoba tren itu, meski ada yang tak sehat usai melakukan tantangan tersebut.
Orang-orang yang ikut tren tersebut ternyata tidak sedikit yang mengalami perasaan tidak nyaman, sakit perut, hingga merasa ingin muntah. Hal itu disebabkan sifat madu yang bisa meningkatkan kadar gula darah lalu menurunkan kadar tersebut secara drastis. Akhirnya ditemukanlah banyak keluhan dengan masalah perut mulai dari mulai, sakit perut, hingga diare pada orang-orang yang mencoba tren itu.
“Tren ini bisa dibilang setara dengan Anda yang memakan permen dalam jumlah yang banyak di satu waktu. Tidak ada manfaatnya untuk kesehatan. Tentunya ini juga menganggu kadar gula di dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan anda mudah lapar dan mengalami gangguan saluran pencernaan,” ujar pakar nutrisi di Chicaho Amanda Izquierdo dikutip dari Healthline, Ahad (15/8).
Hal serupa disampaikan Nutrisionis dari New York Sarah Rueven seperti dikutip dari New York Times yang menilai tren tersebut membuat kandungan madu menjadi berbahaya bagi tubuh. Para pelaku tren itu menggunakan madu dalam jumlah yang banyak dan melebihi batasan kebutuhan dan kewajaran yang bisa diterima oleh tubuh manusia.
“Saat kamu mengonsumsi madu dalam periode yang panjang dan banyak. Itu justru jadi tidak sehat, Itu bisa mengarah pada masalah berat badan hingga membahayakan kesehatan gigi,” ujarnya.
Anda sebenarnya bisa mencoba melakukan tren ini, namun tentunya madu yang digunakan hanya dalam jumlah yang sedikit atau yang bisa diterima dan sesuai kebutuhan tubuh.
Madu dan Efeknya
Masyarakat mengetahui madu merupakan bahan alami yang menjadi pemanis yang memiliki segudang manfaat jika dikonsumsi dan dikelola dengan baik. Mulai dari meningkatkan kesehatan jantung, dan juga menjaga kadar antioksidan di dalam tubuh.
Namun selayaknya sesuatu jika dipakai atau dikonsumsi berlebihan, madu pun yang digunakan berlebihan menjadi tidak efektif. Bahkan berbahaya bagi orang yang mengonsumsinya. Hal itu disebabkan karena madu mengandung banyak gula dan juga kalori yang jika berlebih tentu anda tahu bisa berbahaya bagi tubuh.
Dalam panduan “Diet sehat untuk Warga Amerika 2020- 2025”, untuk orang dewasa hanya dianjurkan mengonsumsi gula dengan persentase 10 persen dari seluruh kebutuhan kalori harian.
Ahli Nutrisi Amanda Izquierdo pun mencontohkan misalnya untuk orang yang memiliki kebutuhan kalori 2000 kalori perhari, maka ukuran madu yang boleh dikonsumsi hanya sebanyak 4 sendok makan. “Sementara tren yang berlaku di media sosial, orang-orang itu mengonsumsi madu melebihi kebutuhan harian mereka,” katanya.
Pendiri dari Truism Fitness dan juga ahli nutrisi Jamie Hickey menyebutkan meningkatkan kadar gula darah secara cepat dapat menyebabkan tubuh manusia mengalami “syok gula” atau sugar shock.
Nutrisionis Sarah Rueven pun menyebutkan saat tubuh mengalami syok karena meningkatnya kadar gula yang cepat, kondisi itu secara cepat juga bisa menurun dan menyebabkan tubuh anda tidak normal dan mulai memberi sinyal gangguan.
“Setelah proses metabolisme dalam tubuh memecah gula- gula itu kadar gula darah anda pasti turun, sehingga tidak heran tubuh menjadi lemas setelah kadar gulanya turun,” ujarnya.
Selain gemetar dan lemas, tubuh juga akan merasakan jantung yang berdebar dengan cepat, sakit kepala, rasa gelisah, hingga tidak bisa berkonsentrasi. Dengan kondisi- kondisi itu tentu tren memakan madu beku dengan jumlah yang berlebih tidak dianjurkan apalagi bagi orang- orang yang memiliki penyakit bawaan diabetes.
Selain gangguan pada kondisi fisik dan kerja jantung, masalah lain yang ditimbulkan saat anda mengonsumsi madu lebih dari takaran yang seharusnya adalah masalah di pencernaan. Hal itu disebabkan karena madu dapat meningkatkan kadar asam di dalam lambung, selain itu juga bakteri- bakteri di dalam usus yang berfungsi pada metabolisme pencernaan ikut terganggu.
Gangguan fisik yang berpotensi dialami di antaranya mual, kembung, hingga diare. “Kelebihan gula juga menyebabkan peradangan secara umum,” ujar ahli nutrisi Amanda Izqueirdo.
Karena itu, ada baiknya Anda tidak mencoba tren itu karena menyebabkan lebih banyak keluhan dibandingkan keuntungan. Meski demikian, jika anda benar-benar ingin memenuhi hasrat rasa penasaran Anda, bisa mencobanya dengan jumlah madu yang dibekukan dibatasi sesuai dengan konsumsi kebutuhan harian. (Aza/Ant)