Indonesiainside.id, Jakarta – Haji sejatinya bukan hanya ritual ibadah ummat Islam yang diwajibkan bagi orang yang mampu sebagaimana rukun Islam yang kelima. Para haji atau masyarakat yang telah menunaikan ibadah haji seharusnya menjadi agen kebaikan, menjaga kemabruran dan berperan positif di tengah masyarakat.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan, masyarakat yang telah menunaikan haji harus menjadi katalisator (orang yang membuat perubahan) dan menjadi bagian penting dalam pembangunan masyarakat serta bangsa. Para alumni haji harus terus menjaga kemabruran, semangat, dan perannya dan menjadi haji sepanjang hayat.
“Haji sepanjang hayat itu selalu berperan positif dan menjadi teladan dalam semua aspek kemasyarakatan, pemerintahan, politik, pendidikan, kesehatan, hingga keamanan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, saat membuka Muktamar Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Sabtu (21/8).
Pada masa pandemi Covid-19, kata dia, peran haji sangat dibutuhkan, utamanya dalam kampanye menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan, termasuk mendorong program vaksinasi.
“Saya mengajak IPHI untuk ikut serta sesuai kapasitas dan kewenangannya untuk memberikan kesadaran hidup sehat dan disiplin di lingkungan masyarakat. Jangan lelah untuk mengingatkan gerakan 5M, berdoa dan vaksinasi,” kata dia.
Wamenag juga berharap Muktamar VII IPHI ini dapat memberikan sumbangsih nyata dalam pembangunan kemasyarakatan, kesadaran moderasi beragama, serta dapat memberikan masukan bagi penyelenggaraan haji yang lebih baik. “Jadikan organisasi IPHI sebagai tempat mengabdi kepada masyarakat,” kata dia. (Aza/Ant)