Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Home Headline

Lembah Panjshir: Kawasan Mujahidin yang Tak Pernah Jatuh ke Tangan Taliban

Eko Pujianto
Selasa, 24/08/2021 19:00
Pasukan Mujahidin di Lembah Panjshir. Foto:Getty/BBC

Pasukan Mujahidin di Lembah Panjshir. Foto:Getty/BBC

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Indonesiainside.id, Jakarta – “Saya menulis dari Lembah Panjshir hari ini, dan siap mengikuti langkah ayah saya, dengan para pejuang Mujahidin dan siap kembali menghadapi Taliban.”

“Kami punya simpanan amunisi dan senjata yang kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya karena kami tahu hari ini akan datang.”

Pernyataan yang diterbitkan Kamis lalu (19/08) di The Washington Post, memastikan rumor bahwa pasukan perlawanan Taliban kembali terbentuk di Lembah Panjshir, hanya sekitar 113 kilometer di utara Kabul.

Kata-kata itu ditulis oleh Ahmad Massoud, putra pemimpin legendaris Mujahidin Ahmad Shah Massoud, yang memimpin pasukan pembebasan dari Panjshir dan berhasil dalam menghadapi Soviet dan kemudian Taliban.

Baca Juga:

Puluhan Juta Warga Afghanistan Terancam Kelaparan

Setiap Detik Anak Afghanistan Berjibaku Melawan Kelaparan

Ahmad Massoud mendirikan kelompok perlawanan yang disebut National Resistance Front of Afghanistan (NRF).

Berita tentang bangkitnya pasukan perlawanan anti-Taliban itu muncul setelah Taliban menguasasi ibu kota Kabul dengan foto-foto tank Humvee dengan bendera Afghanistan.

Para tokoh perlawanan juga mengatakan Taliban telah bergerak maju dan mereka memiliki ribuan orang yang siap berperang.

Ali Nazary, kepala hubungan luar negeri kelompok front perlawanan NRF, mengatakan kepada BBC mereka ingin perundingan damai.

Namun ia menambahkan, “bila ini gagal…maka kami tak akan menerima bentuk agresi apapun.”

Lembah Panjshir: Kawasan Mujahidin yang Tak Pernah Jatuh ke Tangan Taliban
Para pejuang Mujahidin di Lembah Panjshir yang mempertahankan wilayah itu. Foto: BBC

Bagaimana sejarah pasukan perlawanan ini?

Kawasan ini bertahan dari pendudukan pasukan Soviet pada 1980an dan juga Taliban pada 1990-an (1996-2001), dan menjadi markas bagi penentang kelompok milisi itu.

“Dalam sejarah kontemporer Afghanistan, Panjshir tak pernah ditaklukkan, oleh pasukan asing dan juga Taliban,” kata wartawan BBC Afghanistan, Mariam Aman.

“Dalam dua dekade terakhir, kawasan ini dianggap sebagai wilayah paling aman di Afghanistan dan juga kawasan perlawanan bagi banyak orang Afghanistan,” kata Aman kepada BBC Mundo.

Sekarang ini, hanya Lembah Panjshir, dari 34 provinsi Afghanistan yang belum takluk di tangan Taliban.

Kepala Departemen Ekonomi Panjshir, Abdul Rahmad mengatakan minggu ini, “Kami siap menghadapi Taliban untuk kedua kalinya.”

Pesannya, senada dengan wakil presiden Amirullah Saleh yang berada di Lembah Panjshir. Dalam cuitannya dia menulis, “Saya tidak akan pernah berkhianat atas jiwa dan peninggalan pahlawan saya Ahmad Shah Massoud.”

Amirullah menyebut diri sendiri sebagai “presiden sementara yang sah dengan absennya Presiden terpilih Ashraf Ghani yang lari dari Afghanistan dan tinggal di pengasingan.”

Saleh, mantan kepala dinas rahasia Afghanistan, menyerukan rakyat untuk bergabung dengan kelompok perlawanan di lembah itu.

Pesan itu diserukan kepada mayoritas rakyat Afghanistan, kata Mariam Aman.

Saleh diduga berada di Panjshir bersama putra Ahmad Massoud yang disebut sebagai “Singa Panjshir”, panglima perang yang memimpin pasukan anti-Taliban.

Wartawan BBC Yalda Hakim dalam cuitannya menulis, “hanya tiga jam dari Kabul, Wakil Presiden @AmrullahSaleh2 dan para pejuang anti-Taliban bermain voli – Lembah Panjshir, Agustus 2021.”

Namun apa kuncinya Lembah Panjshir bisa bertahan dan tidak pernah ditundukkan oleh Taliban selama ini?

Adalah benteng alami. Jurang dan tebing Panjshir merupakan benteng alami, dan jalan masuk ke kawasan pegunungan terjal itu amat sulit.

Dilintasi Sungai Panjshir, lembah ini sangat dekat dengan pegunungan Hindu Kush yang membentang antara Afghanistan dan bagian barat laut Pakistan.

Jalur ini penting bagi tentara Alexander Agung dan Tamerlane atau Tamburlaine Agung, penakluk nomaden besar Asia Tengah.

Kawasan ini juga memiliki sumber alam seperti tambang zamrud, bendungan pembangkit listrik tenaga air, dan tenaga angin.

Amerika Serikat sendiri lebih mementingkan pembangunan prasarana seperti jalan-jalan dan menara transmisi radio untuk menerima sinyal dari ibu kota Kabul.

Namun, daerah kantung ini secara ekonomi kurang vital.

“Kawasan ini sangat cocok untuk perang gerilya, namun tidak strategis, tak begitu dekat dengan pelabuhan penting. Tidak ada industri sehingga tidak ada sumbangan bagi produk domestik bruto negara itu,” kata wartawan Afghanistan, Haroon Shafiqi, dari BBC World Service.

“Yang paling penting adalah kawasan ini memiliki jalan raya. Yang paling dekat adalah Salang Pass [Lintas Salang],” kata Shafiqi.

“Pada 1997, Taliban memotong semua rute ke Panjshir dan semua yang tinggal di sana kekurangan makan,” tambah Shafiqi.

Namun, perlawanan di lembah ini berlanjut.

Saat ini penduduk di kawasan ini berjumlah antara 150.000 dan 200.000 jiwa, sebagian besar berasal dari etnis Tajikistan, atau sekitar seperempat dari 38 juta orang yang tinggal di Afghanistan.

Secara historis, penduduk di sana memang merupakan anti-Taliban.

Tokoh utama perlawanan anti-Talliban dalam sejarah Panjshir adalah Ahmad Shah Massoud, gerilyawan Mujahidin yang dibunuh oleh Al-Qaeda, dua hari sebelum serangan 11 September 2001. Ia memimpin perjuangan untuk otonomi di kawasan itu pada 1980an dan 1990an.

Dijuluki “Singa Panjshir” (Panjshir berarti lima singa), fotonya bisa ditemukan di banyak tempat di Ibu Kota Afghanistan, mulai dari monumen, baliho dan poster di jendela-jendela toko, serta sepanjang Provinsi Panjshir.

“Panjshir digunakan sebagai benteng pertahanan Ahmad Shah Massoud selama perang Afghanistan-Soviet [pada tahun 1980an],” kata wartawan BBC, Aman.

“Lembah itu menjadi simbol perlawanan saat itu dan juga kemudian dalam perang berbagai faksi Mujahidin dan Taliban, dari pertengahan 1990an sampai 2001 [ketika kekuasaan Taliban berakhir].”

Wartawan BBC Afghanistan itu mengatakan “sejak kematian Massoud pada 2001, kawasan itu tetap menjadi markas rakyat Afghanistan dalam menghadapi Taliban.”
(BBC/Nto)

Tags: afghanistanAhmad MassoudMilisi TalibanPejuang TalibanTaliban
Berita Sebelumnya

Perempuan Ini Mengikuti 1000 Pelajaran Mengemudi dalam 30 Tahun, Tapi Tetap Takut Mengemudi

Berita Selanjutnya

Jejak Harimau Sumatera Ditemukan di Areal Kebun Sawit

Rekomendasi Berita

cooking oil
Headline

Pemerintah Harus Berani Jujur dan Akui Gagal Stabilkan Harga Minyak Goreng

28/05/2022
PKS Kobarkan Semangat Rebut Kemenangan Pemilu 2024
Headline

PKS Kobarkan Semangat Rebut Kemenangan Pemilu 2024

28/05/2022
Jamaah Internasional Senang Bisa Kembali Umrah di Tanah Suci
Headline

Cegah Serangan Panas di Makkah, Jangan Haus atau Dehidrasi

28/05/2022
Cegah Penyebaran Covid-19, Setiap 50 Jemaah Calon Haji Ditemani Satu Petugas Kesehatan
Headline

Jamaah Haji Harus Tahu Serangan Panas, Ini Tanda-tandanya

28/05/2022
Beri Semangat Kader PDIP, Puan: Insya Allah Menang 3 Kali Berturut-turut
Headline

Geliat Kader untuk Wacana Puan Capres PDI Perjuangan Terus Menguat

28/05/2022
Pencarian Eril Terus Dilakukan Kepolisian Swiss
Headline

Pencarian Eril Terus Dilakukan Kepolisian Swiss

28/05/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Pengemudi Pajero Maut Ngaku Kejang-Kejang Saat Tabrak Mati Dua Orang, Polisi Tak Percaya

Pengemudi Pajero Maut Ngaku Kejang-Kejang Saat Tabrak Mati Dua Orang, Polisi Tak Percaya

28/05/2022 14:01 WIB
Polisi Texas Dikecam Gara-Gara Hanya Bengong Saat Penembakan Massal

Polisi Texas Dikecam Gara-Gara Hanya Bengong Saat Penembakan Massal

28/05/2022 13:11 WIB
Remaja Palestina Dibunuh Secara Keji oleh Militer Israel

Remaja Palestina Dibunuh Secara Keji oleh Militer Israel

28/05/2022 12:22 WIB
cooking oil

Pemerintah Harus Berani Jujur dan Akui Gagal Stabilkan Harga Minyak Goreng

28/05/2022 21:32 WIB

Risalah

Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Tak Perlu Memaksakan Diri untuk Mencium Hajar Aswad

23/05/2022
Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Mencium Hajar Aswad karena Cinta

22/05/2022
Arab Saudi Bolehkan Ibadah Haji, Indonesia Siap Kirim Jamaah
Headline

Agar Haji Kita Mabrur (1)

21/05/2022
Saya Muslim, Bolehkah Bergaya Hidup Modern?
Headline

Istiqamah (2): Meniti Syariat di Atas Jalan Lurus  

20/05/2022

Berita Terkini

cooking oil

Pemerintah Harus Berani Jujur dan Akui Gagal Stabilkan Harga Minyak Goreng

28/05/2022 21:32
PKS Kobarkan Semangat Rebut Kemenangan Pemilu 2024

PKS Kobarkan Semangat Rebut Kemenangan Pemilu 2024

28/05/2022 21:18
Jamaah Internasional Senang Bisa Kembali Umrah di Tanah Suci

Cegah Serangan Panas di Makkah, Jangan Haus atau Dehidrasi

28/05/2022 20:57
Cegah Penyebaran Covid-19, Setiap 50 Jemaah Calon Haji Ditemani Satu Petugas Kesehatan

Jamaah Haji Harus Tahu Serangan Panas, Ini Tanda-tandanya

28/05/2022 17:45
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved