Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Home Headline

Sejarah Jalur Rempah: Tumbuhkan Kota Kosmopolitan demi Dapur

Azhar Azis
Selasa, 24/08/2021 20:33
Produk obat dan kosmetik dari rempah-rempah. Foto: Suandri Ansah/Indonesiainside.id

Produk obat dan kosmetik dari rempah-rempah. Foto: Suandri Ansah/Indonesiainside.id

Indonesiainside.id, Jakarta – Sejarah rempah nusantara tak bisa hanya dipandang sebagai penyedap masakan dapur. Dari sejarah jalur rempah di tanah air, rempah-rempah nusantara ikut menumbuhkan niaga dan pelabuhan di kota-kota kosmopolitan demi dapur mancanegara.

Sejarawan Maritim Abd Rahman Hamid mengatakan, seluruh masyarakat Indonesia perlu mengubah sudut pandang terhadap jalur rempah sebagai subjek sejarah yang memberikan kecemerlangan lokal. Rempah jelas bukan objek eksploitasi sumber daya alam dan manusia saat zaman kolonialisme dan imperialisme.

Menurut dia, jalur rempah telah menjadi stimulus tumbuhnya kota-kota pelabuhan yang bersifat kosmopolitan pada masa itu di beberapa titik kota yang ada di Indonesia. Para generasi muda juga perlu tahu bahwa dalam jalur rempah ditemukan orang-orang yang tercerahkan seperti Karaeng Pattingaloang dan Syekh Yusuf Al-Makassari.

“Kita harus bisa menempatkan Nusantara sebagai subyek bukan obyek. Seperti apa Nusantara sebagai subjek? Di jalur rempah kita bisa menemukan bagaimana kecemerlangan lokal merespon jalur rempah,” kata Rahman dalam acara Telusur Jalur Rempah “Masa Depan Jalur Rempah” secara daring di Jakarta, Selasa (24/8).

Baca Juga:

Ditempa Sejarah dan Waktu sejak Remaja, Puan Penuhi Kriteria Pemimpin

Jakarta, Sejarah dan Kemenangannya di Mata Gubernur Anies Baswedan

Rahman mengatakan, penting untuk generasi mendatang mengetahui peran besar Nusantara dalam segala bentuk aktivitas interkoneksi lintas budaya dan agama ataupun pertukaran komoditi di jalur rempah, agar penerus bangsa bangga menjadi masyarakat Indonesia yang telah menghidupkan jalur tersebut.

“Perlu diingat bahwa jalur rempah tidak berdiri sendiri. Ia hidup dan dihidupkan pula oleh komoditas niaga lain baik dari dalam atau luar Nusantara. Baik beras, ada kayu cendana, jahe, keramik, kain sutera, bahkan budak menjadi salah satu komoditas yang saling menghidupi jalur rempah,” kata dia menjelaskan jenis komoditi Nusantara yang populer pada masa itu.

Antropolog Maritim Horst Liebner menjelaskan bagaimana bangsa asing pada masa itu saling berebut komoditi untuk membawa rempah-rempah ke negara asalnya, sehingga membuktikan Indonesia termasuk penghasil komoditi terpenting dalam jalur rempah seperti cengkeh dan pala.

“Pada abad ke-17 rempah-rempah memang lada, cengkeh, pala, dan kayu manis memang menghasilkan 50 persen dari omzet Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC),” kata Horst.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, Raja Sriwijaya bahkan diduga pernah melakukan monopoli pada pasar yang menjual kayu cendana untuk menghindari terjadinya komoditi tersebut habis dibawa oleh penduduk asing.

“Sepertinya rahasia Sriwijaya pun menentukan suatu monopoli atas sesuatu dalam hal ini kayu cendana. Apakah kita tidak teringat dengan pala, anda, dan VOC? Sampai 30 tahun Belanda tahu jalannya ke Banda. Mereka ambil pulau itu dan menjadikannya pulau Belanda. Usir semua orang menjadi pala itu sebagai monopoli mereka,” kata dia menjelaskan kenyataan pahit apabila sebuah komoditi asli Indonesia habis diambil negara lain.

Horst berharap pemerintah tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan apa yang terjadi dengan beberapa komoditi seperti kayu ulin yang sudah mulai habis di Indonesia.

“Mestinya kita pikirkan sistem ekonomi yang berbeda, di mana mungkin masing-masing pelaku dapat kita dorong untuk mempertimbangkan kelakuannya. Melihat bagaimana ini bisa berkesinambungan dan ramah lingkungan,” ucap dia. (Aza/Ant)

Tags: dapurJalur RempahKosmopolitankotaSejarah
ShareTweetSend
Berita Sebelumnya

Pembukaan Mal di Palembang Diawasi Ketat Polisi

Berita Selanjutnya

Lama Tak Terdengar, TGB Zainul Majdi Kini Jadi Wakil Komut BSI

Rekomendasi Berita

PKS Akan Putihkan Istora Senayan: Hari Ini Kita Kolaborasi, Besok Kita Berjodoh
Headline

PKS Akan Putihkan Istora Senayan: Hari Ini Kita Kolaborasi, Besok Kita Berjodoh

27/05/2022
Salim Segaf: Syariat Islam di Aceh Harus Jadi Teladan bagi Daerah Lain
Headline

Salim Segaf: Syariat Islam di Aceh Harus Jadi Teladan bagi Daerah Lain

27/05/2022
Ribuan Warga dan Tokoh Lintas Agama Tak Putus Datang Melayat Buya Syafii Maarif
Headline

Ribuan Warga dan Tokoh Lintas Agama Tak Putus Datang Melayat Buya Syafii Maarif

27/05/2022
Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Guru Bangsa yang Sederhana
Headline

Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Guru Bangsa yang Sederhana

27/05/2022
Romo Santo: Saat Gereja Kami Diserang, Buya Syafii Pertama Kali Datang Naik Sepeda Pancal
Headline

Romo Santo: Saat Gereja Kami Diserang, Buya Syafii Pertama Kali Datang Naik Sepeda Pancal

27/05/2022
Din Syamsuddin: Kita Kehilangan Tokoh Pemikir Indonesia dan Dunia Islam
Nasional

Din Syamsuddin: Kita Kehilangan Tokoh Pemikir Indonesia dan Dunia Islam

27/05/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Romo Santo: Saat Gereja Kami Diserang, Buya Syafii Pertama Kali Datang Naik Sepeda Pancal

Romo Santo: Saat Gereja Kami Diserang, Buya Syafii Pertama Kali Datang Naik Sepeda Pancal

27/05/2022 15:38 WIB
Kecintaan Buya Syafii Ma’arif ke NKRI: Negara Ini Harus Tetap Ada, Minimal Satu Hari Sebelum Kiamat

Kecintaan Buya Syafii Ma’arif ke NKRI: Negara Ini Harus Tetap Ada, Minimal Satu Hari Sebelum Kiamat

27/05/2022 14:23 WIB
Presiden Jokowi Dijadwalkan Lepas Pemakaman Buya Syafii Maarif di Yogyakarta

Presiden Jokowi Dijadwalkan Lepas Pemakaman Buya Syafii Maarif di Yogyakarta

27/05/2022 14:00 WIB
Ribuan Warga dan Tokoh Lintas Agama Tak Putus Datang Melayat Buya Syafii Maarif

Ribuan Warga dan Tokoh Lintas Agama Tak Putus Datang Melayat Buya Syafii Maarif

27/05/2022 16:46 WIB

Risalah

Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Tak Perlu Memaksakan Diri untuk Mencium Hajar Aswad

23/05/2022
Foto-Foto Hajar Aswad dan Baitullah dari Dekat
Headline

Mencium Hajar Aswad karena Cinta

22/05/2022
Arab Saudi Bolehkan Ibadah Haji, Indonesia Siap Kirim Jamaah
Headline

Agar Haji Kita Mabrur (1)

21/05/2022
Saya Muslim, Bolehkah Bergaya Hidup Modern?
Headline

Istiqamah (2): Meniti Syariat di Atas Jalan Lurus  

20/05/2022

Berita Terkini

PKS Akan Putihkan Istora Senayan: Hari Ini Kita Kolaborasi, Besok Kita Berjodoh

PKS Akan Putihkan Istora Senayan: Hari Ini Kita Kolaborasi, Besok Kita Berjodoh

27/05/2022 17:52
Salim Segaf: Syariat Islam di Aceh Harus Jadi Teladan bagi Daerah Lain

Salim Segaf: Syariat Islam di Aceh Harus Jadi Teladan bagi Daerah Lain

27/05/2022 17:32
Ribuan Warga dan Tokoh Lintas Agama Tak Putus Datang Melayat Buya Syafii Maarif

Ribuan Warga dan Tokoh Lintas Agama Tak Putus Datang Melayat Buya Syafii Maarif

27/05/2022 16:46
Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Guru Bangsa yang Sederhana

Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Guru Bangsa yang Sederhana

27/05/2022 16:32
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved