Siapa yang tak mengenal lebah sebagai hewan yang banyak memberikan manfaat kepada manusia karena karena menghasilkan madu? Lebah juga membantu keseimbangan alam dengan membantu penyerbukan. Dari banyak sisi kebaikan lebah, ternyata ia memiliki banyak sifat istimewa.
Lebah ternyata suka berbagi dengan saling menunjuki sumber-sumber makanan. Para ilmuwan takjub terhadap cara lebah menunjukkan lokasi makanan kepada sesama rekannya. Peneliti kontemporer Prof Yusuf Izzuddin menyebutkan bahwa jika seekor lebah pekerja menemukan sebuah kebun atau sejumlah tumbuhan yang dianggap sebagai sumber makanan, maka ia kembali ke sarang untuk menginformasikan kepada lebah-lebah pekerja lainnya tentang lokasi tersebut.
Caranya, dengan melakukan ritual tarian yang unik. Itu dilakukan secara insting saja, tetapi memiliki makna tertentu. Gerak tubuhnya saat menari membentuk suatu sudut tertentu sesuai dengan arah sudut matahari. Apabila kebun yang ditemukannya dekat dengan sarang, maka tariannya berbeda dengan informasi bahwa kebun berada di tempat yang jauh.
Melalui tarian itu, lebah-lebah pekerja akan mengerti posisi kebun yang dimaksud dan berada pada jarak terentu sesuai isyarat yang diterima. Uniknya lagi, lebah yang membawa berita pun akan merasa tenang jika informasi yang disampaikannya sudah dimengerti oleh lebah-lebah lainnya. Dengan demikian, lebah-lebah yang baru saja menerima informasi sumber makanan akan terbang sendiri-sendiri menuju lokasi yang ditunjukkan. Masya Allah.
Semua itu menjadi fenomena yang mencengangkan. Keajaiban alam semesta ini tidak mungkinlah ditafsirkan, melainkan akan semakin meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Ada titipan ilham ilahi dari Allah Sang Pencipta kepada setiap makhluq ciptaan-Nya. Bahkan kepada makhluq kecil ini pun.
Ditulis dalam buku Serial Akidah dan Rukun Iman karya Dr Umar Sulaiman al-Asyqar bahwa Allah SWT memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu yang sesuai dengan tabiatnya. Allah SWT menunjukinya kepada apa yang bermaslahat baginya.
Masalah keajaiban lebah ini pun ditulis dalam Kitab tentang Iman kepada Allah SWT berkaitan dengan Ayat-Ayat Kauniyah sebagai Cermin Keagungan Ilahi pada Bab Menambatkan Hati kepada Allah SWT.
Dari kisah lebah di atas, patutlah kita merenungi firman Allah SWT:
قَالَ رَبُّنَا ٱلَّذِىٓ أَعْطَىٰ كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُۥ ثُمَّ هَدَىٰ
Musa berkata: “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” (QS Thaha: 50)
Menurut Tafsir Al-Muyassar tekait ayat ini: “Tuhan kami, ialah Yang telah memberikan segala sesuatu kepada makhluknya bentuk ciptaan yang sesuai dengannya yang menjadi petunjuk keindahan ciptaan-Nya dan kemudian memberi petunjuk kepada tiap-tiap makhluk untuk mengetahui cara memanfaatkan semua yang telah diciptakan Allah baginya.”
Dalam Tafsir as-Sa’di: “Maksud “Rabb kami” pada ayat di atas adalah Dzat yang menciptakan seluruh makhluk dan memasang bentuk penciptaan pada setiap makhluk sesuai dengan modelnya yang cocok (yang menunjukkan) keelokan buatan Dzat yang menciptanya, baik yang berukuran besar, kecil, dan sedang, serta karakteristiknya secara keseluruhan. Allah memberikan hidayah setiap makhluk pada tujuan penciptaannya. Inilah hidayah sempurna yang dapat disaksikan pada segenap makhluk. Kamu mendapat masing-masing makhluk bergerak melaju pada skenario tujuan penciptaannya, berupa kemanfaatan-kemanfaatan dan menyingkirkan bahaya-bahaya. Bahkan Allah memberi hewan (yang tidak bisa berkomunikasi) sebagai kemampuan akal yang bisa membantunya untuk menjalankan misi.”
Firman Allah SWT:
ٱلَّذِىٓ أَحْسَنَ كُلَّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ ٱلْإِنسَٰنِ مِن طِينٍ
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS Asjadah:7) (Aza)