Indonesiainside.id, Lombok – Para peternak ayam petelur di Lombok Timur melakukan aksi nekat dengan mensweeping truk dari Jawa dan Bali. Aksi ini rupanya didasari jatuhnya harga telur peternak lokal di sana.
Telur-telur dari Jawa dan Bali yang masuk ke wilayah Lombok Timur kabarnya dijual dengan harga lebih rendah sehingga membuat peternak lokal susah menjual produknya. Bahkan tidak laku karena kalah bersaing.
Puluhan peternak yang tergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Petelur Lombok Timur menghentikan paksa truk-truk ekspedisi dan memeriksa bawaannya. Aksi ini dilakukan di jalan raya Paok Motong, Kecamatan Masbagik, Kamis (16/9).
Jika mereka kedapatan mengangkut telur, maka tanpa ampun truk tersebut disuruh putar balik.
“Kami sweeping telur-telur dari luar. Karena keberadaan mereka, membuat kami di sini gak bisa bergerak sama sekali. Telur kami di kandang menumpuk,” kata Sapoan Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Lombok Timur.
Menurut keterangan, telur yang berasal dari Jawa dan Bali dijual dengan harga kisaran Rp 31.000,-, sementara peternak lokal tidak mampu menjual seharga itu karena tidak mampu menutupi biaya produksinya.
Karena tidak laku, para peternak terpaksa melelang telur dengan harga lebih rendah yakni Rp 33.000,- per tray.
“Makanya kami suruh balik yang bawa telur dari luar,” ujar Sapoan lagi.
Setiap truk yang menggunakan penutup terpal yang melintas semua dihentikan dan jika membawa telur mereka di suruh balik kanan.
Mereka juga meminta pemerintah untuk segera bertindak, kalau tidak pihaknya akan terus melakukan aksi sweeping tersebut.
“Banyaknya telur yang masuk dari Bali dan Jawa, telah merugikan pengusaha telur asal Lotim,” jelasnya.(Nto)