Akhirnya, sang Raja mengetahui kebenaran dan kesucian Nabi Yusuf AS. Terlebih lagi, Yusuf sangat cerdas sehingga mampu memberikan jalan keluar persoalan ekonomi kerajaan Mesir saat itu.
Tanpa pikir panjang lagi. Sang raja memanggil Nabi Yusuf AS untuk diangkat menjadi menteri. Nabi Yusuf mengepalai perbendaharaan negara. Dia menjadi kepala gudang agar dapat menanggulangi keserakahan para pejabat. Kalau itu sudah banyak pejabat yang korupsi dan menindas rakyat kecil, terutama saat musim paceklik tiba.
Kisah tentang Nabi Yusuf AS diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Yusuf. Dikisahkan, Nabi Yusuf berusia tujuh belas tahun atau lebih ketika sampai di Mesir. Dia tinggal di rumah Al-‘Aziz sekitar dua tahun atau tiga tahun, kemudian ia dipenjara selama delapan sampai sembilan tahun. Selanjutnya, ia menggantikan jabatan Al-‘Aziz di Mesir pada saat berusia 30 tahun dan umurnya mencapai 110 tahun.
“Mereka berkata: ‘Wahai Al-Aziz, sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (QS Yusuf: 78)
Berdasarkan perhitungan usia di atas, Nabi Yusuf menguasai jabatan Al-‘Aziz di kerajaan Heksos selama 80 tahun. Di selang waktu itu, Bani Israil keturunan Ya’qub berhijrah ke Mesir karena perkataan Yusuf kepada saudara-saudaranya, “dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku.” (QS Yusuf : 93)
Karakter Nabi Yusuf adalah dambaan setiap wanita dari zaman ke zaman. Bentuk fisiknya memang tak mungkin ada yang sama, tapi akidah, akhlak, kecerdasan, dan kompetensinya dalam mengurus negara dapat diikuti.
Nabi Yusuf AS adalah teladan para ayah untuk menjaga diri dari fitnah wanita, setia pada istri dan tidak selingkuh. Nabi yang tampan ini juga menjadi contoh ideal dalam berbakti pada kedua orang tua, mengajari para saudaranya agar kembali ke jalan yang benar.
Di dalam surat Yusuf, sebagian besar manusia tetap berpegang kepada kekufuran meskipun orang-orang mukmin sangat menginginkan petunjuk bagi mereka. “Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman –walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS Yusuf :103).
Surat Yusuf ditutup dengan firman Allah Ta‘ala: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf : 111) (Aza)