Burung merpati merupakan hewan yang mendapatkan petunjuk menakjubkan. Imam Syafi’i menyebutnya sebagai hewan yang paling cerdik. Di antaranya, ada yang bernama merpati pos.
Imam Ibnu Qayyim membahas keunikan dan keajaiban yang ada pada burung merpati. Ini salah satu metode bagi para ulama terdahulu dengan berpikir tentang ciptaan Allah SWT. Metode ini digunakan para ulama untuk menjelaskan perintah Allah SWT kepada para hamba-Nya.
Cerita seekor merpati yang bisa ditugaskan untuk mengirim surat-surat atau buku-buku bukan dongeng belaka. Merpati pos benar adanya dengan tugas-tugas tersebut. Harganya pun mahal. Untuk seekor merpati pos bisa lebih mahal dibandingkan dengan harga hamba sahaya di zaman dahulu. Wajar dihargai mahal karena seorang hamba sahaya tak bisa menjalankan tugas merpati ini dalam hal mengirim surat.
Konon, jarak tempuh merpati pengirim surat ini bisa menempuh jarak 100 farsakh. Satu farsakh sama dengan 3 mil 5.544 meter. Burung ini bisa menyampaikan berita, tujuan, dan rencana berkaitan dengan misi-misi berbagai kerajaan dan negara.
Para pencinta burung merpati pun memberikan perhatian luar biasa. Misalnya, agar tidak berganti pasangan atau cacat. Para pencinta merpati juga punya kaidah dan ciri-ciri burung yang datang. Misalnya, golongan, nasab, maupun asalnya.
Untuk mengirim surat atau buku, para pencinta merpati lebih memilih merpati jantan. Musababnya, istilah yang cukup populer, merpati tak pernah ingkar janji. Merpati jantan punya rasa rindu mendalam pada tempat dan pasangannya. Di sampingi fisiknya kuat, juga lebih baik dalam memahami isyarat.
Namun, sebagian lainnya menyukai merpati betina karena yang kantan terlalu cepat ingin pulang dan tak tahan rasa rindu. Terlebih untuk perjalanan jauh dan butuh waktu lama. Ditakutkan, si jantan tak tahan dan pulang di tengah jalan demi sang betinanya.
Burung merpati juga punya keistimewaan karena sangat dekat dengan manusia, dan manusia pun menyukainya. Burung ini mengenali tempat tinggalnya serta terkenal selalu menepati janji kepada pemiliknya. Dia pun akan kembali meski telah terbang jauh. Sekali pun sang pemilik kerap berbuat buruk padanya. Jika pun terkendala hingga bertahun-tahun, merpati bukan Bang Thayyib. Dia pasti pulang. (Aza/ bersambung)