Seperti suami istri. Ada peran ayah, ada pula peran ibu. Begitulah merpati dalam hal berbagi tugas dalam mengurusi rumah tangganya. Saling memahami adalah kunci rumah tangga yang harmonis.
Contoh petunjuk lainnya terkait keunikan ciptaan Allah pada burung merpati, antara jantan dan betina, punya peran masing-masing dalam hal mengurusi anak. Urusan merawat, mendidik, dan mengasuh menjadi tugas merpati betina. Seperti halnya dalam rumah tangga kita, peran ibu diberi predikat “al-madrasatul ‘ulaa” yang berarti sekolah pertama bagi anak-anak. Begitu juga merpati, meski tidak sekolah.
Untuk urusan mencari nafkah, maka tugas ayah atau bapak. Merpati jantanlah yang mengambil peran ini. Merpati jantan bertugas untuk mencari makanan dan menyuapi. Umumnya, seperti ini juga peran orang tua dalam sebuah rumah tangga. Meski tak sedikit juga perempuan harus ikut banting tulang dan memeras keringat untuk nafkah keluarganya.
Kisah ini dinuklil dari buku Serial Akidah dan Rukun Iman, tentang Iman kepada Allah SWT. Pembahasan ini masuk dalam bab ayat-ayat kauniyah. Yaitu, menambatkan hati kepada Allah SWT melalui ayat-ayat kauniyah sebagai cermin keagungan Allah SWT.
Keunikan lainnya pada burung merpati diceritakan pada buku terbitan Pustaka Imam Syafi’i ini, yang melansir kisah al-Jahish. Ceritanya, seseorang memiliki sepasang merpati yang tidak mampu terbang dan sepasang lainnya mampu terbang. Merpati yang yang mampu terbang memiliki dua anak. Kemudian, orang itu mengisahkan:
“Pernah aku membuat sebuah lubang di bagian atas ruangan itu untuk tempat masuk, keluar, dan memberi makan kedua anak mereka. Tetapi tanpa diduga, Sultan (penguasa negeri) menahanku dengan tiba-tiba. Maka aku gundah karena memikirkan nasih sepasang merpati yang tidak mampu terang itu. Aku pun yakin keduanya akan mati karena tidak mampu keluar dari lubangnya dan tidak memiliki makanan dan minuman.”
Dia melanjutkan, “pada waktu aku dibebaskan, tetap saja gundah karena memikirkan nasib merpati yang tidak bisa terbang itu. Aku segera masuk rumah, dan kutemukan anak merpati itu sudah besar dan kedua burung yang kupikirkan itu dalam keadaan baik-baik saja. Aku masih terus merasa heran.”
Tidak lama kemudian, datanglah sepasang merpati yang mampu terbang. Sepasang merpati yang tak bisa terbang tadi mendekati mulut sang merpati yang kuat. Dia meminta makanan layaknya dua anak burung merpati yang meminta agar disuapi. Maka semuanya diberi makan, baik dua anak merpati maupun dua merpati lainnya yang tak bisa terbang.
Perhatikan petunjuk yang dianugerahkan Allah SWT ini, ketika kedua merpati yang tak mampu terbang menyaksikan bagaimana merpati kecil merayu induknya agar diberi makanan. Keduanya pun meniru cara anak merpati meminta makanan, dan berhasil disuapi kayaknya anak sendiri.
Kisah ini menunjukkan kepada kita betapa Kuasa ALlah SWT mengatur rezeki masing-masing hamba-Nya, memberinya petunjuk, dan mengatur kebajikan hewan yang mampu kepada yang tak mampu. Jika hewan saja saling peduli dan saling bantu, bagaimana dengan kita yang diberi keistimewaan dan kesempurnaan paling paripurna di antara makhluk-Nya? Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam. (Aza/Selesai)