Indonesiainside.id, Yerusalem—Kelompok ekstrem Yahudi melanjutkan pelanggaran mereka di wilayah kompleks Masjid Al-Aqsha di kota tua Yerusalem saat menandai hari raya Yahudi Sukkot hari Rabu. Hal ini telah mendorong warga Palestina untuk memperingatkan konsekuensi mengerikan jika upaya Israel untuk mengubah status quo di tempat suci umat Islam terus berlanjut.
Menyusul laporan aktivitas kelompok ekstremis Yahudi yang mengibarkan bendera Israel selama tur provokatif mereka ke situs suci bahwa Kementerian Urusan Yerusalem Otoritas Palestina (AP), Fadi al-Hadami mengatakan “apa yang terjadi di Al-Aqsha adalah pelanggaran berat dan serius dan upaya untuk menciptakan fait accompli baru untuk mengubah status quo agama dan sejarah yang ada di sana sebelum pendudukan Israel pada tahun 1967.”
“Kelompok-kelompok ekstremis dengan sengaja memanfaatkan hari libur Yahudi untuk menodai Masjid (Al-Aqsha) selama intrusi massal mereka mengenakan kostum agama mereka, mencoba untuk melakukan ritual, berbaring di tanah, dan memprovokasi perasaan umat Islam di masjid, di Yerusalem, dan di seluruh dunia,” katanya.
Ratusan orang fanatik Yahudi berbondong-bondong ke Masjid Al-Aqsha selama liburan Sukkot selama seminggu. Mereka diizinkan masuk ke dalam kompleks Masjid al Aqsha dikawal oleh polisi Israel yang memandu mereka melalui tur mereka di situs suci sampai mereka meninggalkan daerah itu sambil mencegah Muslim Palestina mengganggu tur mereka.
Kementerian Urusan Yerusalem mengatakan penyusupan ini terjadi pada saat orang-orang fanatik Yahudi menyerukan untuk mengizinkan mereka mengadakan shalat di Masjid Al-Aqsha, yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Ia memperingatkan bahwa tindakan seperti itu dapat membawa konsekuensi yang mengerikan dengan hasil yang menyedihkan. (NE)