Jika kita belajar fikih shalat, maka salah satu penekanan yang sering disampaikan adalah penyempurnaan wudhu. Hal itu juga ditekankan oleh Rasulullah SAW. Kenapa dan apa hakikat wudhu itu sendiri?
Pertama, syariat wudhu. Wudhu disyariatkan berdasarkan al-Qur’an dan sunnah. Wudhu juga menjadi salah satu syarat sahnya shalat. Karena itu, tidak sempurnanya wudhu ikut mempengaruhi kualitas shalat kita. Rasulullah SAW bersabda: “Shalat salah seorang dari kalian tidak akan diterima jika dia memiliki hadats, sehingga ia berwudhu (terlebih dahulu).” (HR al-Buhkari no 6954)
Kedua, keutamaan wudhu. Dalam wudhu terdapat banyak keutamaan. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang muslim atau seorang mukmin berwudhu, lalu dia membasuh mukanya, niscaya keluar dari mukanya setiap kesalahan yang dilihat oleh kedua matanya seiring dengan mengalirnya air atau tetesan air yang terakhir, kemudian jika ia membasuh kedua tangannya, niscaya keluar setiap kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya seiring dengan mengalirnya air atau tetesan air yang terakhir, sehinga dia selesai (berwudhu) dalam keadaan bersih dari dosa-dosa (kecil).” (Diriwayatkan oleh Malik no 62)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bertanya: “Maukah kalian agar aku tunjukkan kepada sesuatu yang dapat menghapus kesalahan serta mengangkat derajat? Mereka (para sahabat) menjawab, tentu saja wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Menyempurnakan wudhu pada saat yang dibenci, melangkahkan kaki ke masjid dan menunggu shalat (berikutnya) setelah shalat, maka itulah ribath.” (HR Muslim no 251) (Aza)