Ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa kiamat akan terjadi pada hari Jum’at. Benarkah demikian? Jawabannya akan diulas pada tulisan berikut ini.
Pada prinsipnya, waktu terjadinya hari kiamat hanya Allah Ta’ala yang tahu. Karena itulah dalam beberapa ayatnya ditegaskan:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Al-A’raf [7]: 187)
Dari ayat ini ada beberapa poin penting yang bisa dicatat: Pertama, yang tahu kapan kiamat hanya Allah Subhanahu wata’ala. Kedua, yang bisa menjelaskan cuma Allah. Ketiga, datangnya secara tiba-tiba.
Dari poin kedua inilah bisa dipahami hadits yang mengatakan hari Jum’at sebagai waktu terjadinya kiamat. Imam Muslim meriwayatkan sabda Nabi:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik hari adalah hari Jum’at, karena pada hari itulah Adam diciptakan. Pada hari itu pula ia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu pula ia dikeluarkan daripadanya. Dan hari kiamat tidak terjadi kecuali pada hari Jum’at.”
Imam An-Nawawi dalam kitab “al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim” (VI: 142) menjelaskan bahwa hadits ini bukan semata bermaksud menjelaskan keutamaan hari Jum’at, tetapi menjelaskan bahwa pada hari agung ini akan terjadi peristiwa-peristiwa besar supaya hamba Allah bersiap sedia untuk melakukan amal shalih untuk mendapat rahmat Allah dan menghindarkan diri dari murkanya.
Jadi, meski di sini disebut kiamat akan terjadi hari Jum’at, itu masih dalam koridor ilmu Allah. Tidak ada satupun makhluknya yang tahu, kecuali yang diberi informasi oleh-Nya. Kemudian, yang penting adalah bukan terletak pada kapan kiamat, tetapi persiapan apa yang sudah kita perbuat untuk menyiapkan bekal terbaik menuju akhirat.
Suatu hari, Anas Radhiyallahu ‘anhu bercerita bahwa seorang laki-laki dari penduduk kampung datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata: “Wahai Rasulullah, kapankah hari Kiamat akan terjadi?” beliau menjawab: “Celaka kamu, apa yang telah kau persiapkan?” (HR. Bukhari)
Jadi, meskipun Allah memberikan informasi melalui Rasulnya bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at, maka poin utamanya bukan di situ, tetapi sejah mana persiapan yang dilakukan untuk menghadapinya. Lantas, apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut kedatangan hari kiamat? (Aza)