Ada 6 waktu yang diberkahi sehingga menjadi momentum yang sangat mustajab untuk berdoa. Mulai dari bulan Ramadhan dan lailatul qadar, bulan Zulhijjah, bulan-bulan haram, hari Jumat, Senin, dan Kamis, hingga waktu nuzul Ilahi ke langit bumi.
Waktu-waktu tersebut dikenal juga terbaik dan utama untuk beribadah dan beramal saleh. Keberkahan waktu-waktu ini juga sudah diketahui secara umum dengan dalil-dalil yang kuat baik berdasarkan Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah SAW.
Ada momentum yang hanya terjadi setahun sekali seperti lailatul qadar, 10 hari di bulan Zulhijjah, hari Arafah, dan hari-hari tasyrik yaitu tiga hari setelah pelaksanaan Hari Raya Idul Adha. Ada juga yang kebaikannya berlaku selama satu bulan seperti bulan Ramadhan dan bulan-bulan haram.
Selain itu, dalam satu pekan, hari terbaik adalah hari Jumat, dan disusul hari Senin dan Kamis. Meski ada hari baik, bukan berarti ada hari yang buruk. Intinya, semua hari adalah baik, tetapi ada waktu-waktu tertentu yang membuat hari itu lebih baik seperti Jumat, Senin, dan Kamis.
Kemudian ada waktu terbaik dalam satu hari, yakni sepertiga malam terakhir. Pada seperti malam terakhir, ahlus sunnah wal jama’aah menyebutnya sebagai Nuzul Ilahi, yaitu turunnya Allah ke langit bumi. Karena itu, tidak sepantasnyalah kita mencari waktu-waktu terbaik lebih baik dari waktu-waktu di atas yang diperkuat dengan dalil al-Qur’an atau Sunnah.
Berikut uraian singkat 6 waktu yang diberkahi dinukil dari buku berjudul Tabarruk, karya Dr Nashir bin Abdurrahman bin Muhammad al-Juda’i dengan judul asli: “at-Tabarruk, Anwaauhu wa Ahkaamuhu“.
Pada bulan ini, ummat Islam diwajibkan untuk berpuasa satu bulan penuh. Ramadhan adalah bulan suci di mana ummat Islam selalu menyambutnya dengan gembira serta mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan banyak beribadah dan beramal saleh, baik pada pagi hari maupun siangnya. Mengenai dalil tentang Ramadhan, baca Qur’an Surat al-Baqarah, ayat 183-185.
Bulan Ramadhah memiliki banyak keberkahan, keutamaan, dan keistimewaan, yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain. Sedikitnya ada lima klasifikasi yang membuat Ramadhan sebagai bulan terbaik di antara yang lain, yakni:
- Puasa Ramadhan merupakan sebab diampuninya dosa dan kesalahan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)
- Di dalamnya ada satu malam Lailatul Qadar. Malam ini adalah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
- Keistimewaan Ramadhan disebutkan dalam banyak hadits. Di antaranya, “Jika bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu surga dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra)
- Banyak keutamaan bersifat agamawi dan duniawi seperti tarbiyah dan kesehatan yang diperoleh dari berpuasa. Keutamaan agamawi seperti; meningkatnya ketakwaan, pahala berlipat ganda, bau tak sedap mulut orang berpuasa lebih harum dari minyak kasturi, orang berpuasa merasakan dua kebahagiaan, dan adanya pintu khusus di surga bagi yang berpuasa bernama ar-Rayyan. Dari sisi tarbiyah, membiasakan diri bersabar dan memperbaiki akhlak. Masih banyak lagi keutamaan lain seperti dari sisi kesehatan.
- Besarnya keutamaan amal saleh seperti sedekah, baca Qur’an, i’tikaf, dan umrah. Selain itu ada keutamaan juga dari sisi sejarah, seperti terjadinya perang badar di bulan Ramadhan, Fathu Makkah, perang Hiththin yang dimenangkan Salahuddin al-Ayyubi, perang ‘Ain dan perang Jalut.
Pendapat para ulama yang pertama, Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah SWT menentuykan rezeki, ajal, dan semua kejadian untuk satu tahun berikutnya, dan para Malaikat mencatat semua itu. Pendapat Kedua, karena besarnya nilai, kemuliaan, dan kedudukan bagi malam ini karena turunnya al-Qur’an pada malam tersebut, turunnya Malaikat, serta keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT.
Al-Qurtubi berkata, Allah SWT menyifati Lailatul Qadar dengan keberkahan karena pada malam itu Allah menurunkan berkah, kebaikan, dan pahala kepada hamba-hamba-Nya. Pada malam itu, segala urusan (taqdir) ditetapkan, berlipatgandanya pahala, diturunkannya al-Qur’an, turunnya para Malaikat, dan malam itu penuh dengan keselamatan.
Kebaikan-kebaikan itulah menjadikan malam Lailatul Qadar adalah waktu yang diberkahi, melebihi waktu-waktu yang lain. Jika waktu tersebut diabaikan, di mana lagi akan mencari kebaikan melebihi malam itu?
3. 10 Hari Bulan Zulhijjah dari 3 Hari Tasyriq
Yang dimaksud dengan 10 hari bulan Zulhijjah adalah 10 hari pertama di awal bulan. Pada 10 hari awal bulan Zulhijjah, ada keutamaan dan keberkahan dalam beramal saleh. Ada juga keutamaan pada tanggal 9 Zulhijjah yang disebut sebagai hari Arafah.
Pada hari Arafah, jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah, sehingga memiliki keutamaan yang agung dan keberkahan yang berlimpah. Di antaranya, Allah SWT menghapus dosa-dosa orang yang berpuasa pada hari itu selama dua tahun, yakni dosa tahun yang lalu dan dosa pada tahun akan datang. Hal itu disebutkan dalam hadits HR Muslim yang diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari.
Keutamaan yang agung lainnya terjadi pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Qurth bahwa Idul Adha adalah hari yang paling mulia di sisi Allah SWT.
Sementara pada hari kedelapan dari 10 hari awal Zulhijjah, disebut dengan Hari Tarwiyah, yaitu hari disunnahkannya untuk berihram untuk haji dan keluar menuju Mina. Pada hari ini, biasanya jamaah haji berbondong-bondong menuju Mina, kemudian ke Arafah pada esok harinya.
Usai 10 hari pertama di bulan Zulhijjah, ada tiga hari setelahnya yang disebut dengan Hari Tasyriq. Dinamakan demikian karena ketika itu orang-orang menjemur daging-daging kurban, membuatnya jadi dendeng, lalu dibagi-bagikan.
Bulan-bulan haram adalah empat bulan yang diistimewakan di sisi Allah SWT, yakni Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan haram adalah bulan suci, mulia, dan agung. Allah SWT yang menentukan kesucian bulan-bulan tersebut sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat byulan haram…” (QS At-Taubah: 36)
5. Hari Jumat, Senin, dan Kamis
Hari Jumat
Hari Jumat adalah hari paling utama dalam seminggu. Hari yang diberkahi dan Allah SWT memberikan keistimewaan pada hari ini dengan adanya waktu yang mustajab atau dikabulkannya doa-doa. Ada dua pendapat mengenai waktu mustajab di hari Jumat.
Pertama, saat duduknya imam di atas mimbar untuk berkhutbah hingga berakhirnya waktu shalat Jumat. Imam An-Nawawi mengatakan, inilah pendapat yang paling tepat. Kedua, waktu mustajab itu ada pada sore hari, setelah shalat ashar. Imam Ibnu Qayyim memilih pendapat ini karena pendapat inilah yang paling banyak disebuitkan dalam hadits.
Banyak lagi keutamaan hari Jumat sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya.
Hari Senin dan Kamis
Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, orang-orang mukmin diampuni, kecuali mereka yang bermusuhan. Pada hari Senin dan Kamis, perbuatan manusia ditunjukkan kepada Allah SWT. Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap minggunya, semua amal perbuatan manusia ditunjukkan (kepada Allah SWT) sebanyak dua kali, yaitu pada Senin dan Kamis. Lalu setiap hamba yang beriman diampuni, kecuali hamba yang antara dia dan saudaranya terdapat permusuhan…”
Kemudian, pada hari Senin dan Kamis, Rasulullah SAW bersungguh-sungguh untuk berpuasa. Hadits Nabi SAW: “Amal-amal ditunjukkan (kepada Allah SWT) pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditunjukkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR at Tirmidzi dan lainnya)
Pada hari Kamis, Rasulullah SAW lebih sering melakukan perjalanan, dan beliau senang melakukannya pada hari tersebut.
Ahlu Sunnah wal Ja’maah membenarkan turunnya Rabb Azza wa Jalla ke langit dunia secara hakiki. Memang terjadi perbedaan mengenai batasan waktunya pada setiap malam. Ada yang menyebutkan di akhir malam dan ini yang dipandang sebagai pendapat paling kuat.
Ada yang menempiuh cara ijma’ (kompromi), yakni dibatasi pada enam waktu.
- Ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir
- Ketika telah berlalu sepertiga malam pertama
- Sepertiga malam pertama atau pertengahan
- Pertengahan malam
- Pertengahan atau sepertiga malam terakhir
- Malam secara mutlak
Waktu ini adalah waktu mustajab, dan diampuninya dosa orang-orang yang memohon ampunan. Karena itu, jika ingin mencari wakrtu yang diberkahi, mulia, dan agung, carilah di antara waktu-waktu tersebut. Kalau pun ada waktu lain selain di atas, maka harus dilihat dalilnya, apakah termasuk waktu yang diberkahi dengan berbagai fadilah berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Wallahu a’lam. (Aza)