Ada 9 dosa besar yang membinasakan. Kesembilan dosa itu termaktub dalam dua hadits terpisah. Dosa paling besar adalah syirik. Lainnya, adalah sihir, membunuh, riba, makan harta anak yatim, lari dari perang, menuduh, durhaka kepada orang tua, dan saksi palsu.
Hadits pertama menjelaskan sebanyak 7 dosa yang diperingatkan oleh Rasulullah SAW dalam Shahihain Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah oleh kalian 7 hal yang membinasakan.”
Maka para Sahabat bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟
“Ya Rasulullah, apa 7 hal tersebut?”
Maka Nabi yang mulia mengatakan:
لشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Dosa kesyirikan kepada Allah, dosa sihir, dosa membunuh seorang jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan dengan alasan yang hak, dosa memakan harta riba, dosa memakan harta anak yatim, dosa berpaling dari medan perang dan dosa menuduh seorang wanita Muslimah yang terhormat dengan tujuan yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah 7 dosa besar yang membinasakan. Selanjutnya, ada dua dosa besar sehingga berjumlah sembilan. Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi Bakrah ra, Rasulullah SAW bersabda:
أَلاَ أُنَبِّئُكُم بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ثَلاَثًا قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ : أَلأِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ: أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ، وَشَهَادَةُ الزُّوُرِ، فَمَازَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ
“Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu mengulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam” (Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654, dan Muslim 87)
Berdasarkan kedua hadits di atas, maka dosa besar yang membinasakan ada sembilan, yakni:
- Dosa kesyirikan kepada Allah
- Dosa sihir
- Dosa membunuh seorang jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan dengan alasan yang hak
- Dosa memakan harta riba
- Dosa memakan harta anak yatim
- Dosa berpaling dari medan perang
- Dosa menuduh seorang wanita Muslimah yang terhormat dengan tujuan yang keji
- Dosa durhaka kepada kedua orang tua
- Dosa menjadi saksi palsu dan perkataan bohong
Jika dihitung-hitung, maka sebenarnya dosa besar itu tidak terbatas pada angka-angka yang disebutkan di atas. Pada hadits pertama, Rasulullah SAW menyebutkan 7 dosa besar, lalu disebutkan tiga dosa besar pada hadits yang kedua.
Pada hadits pertama menyebutkan, “Jauhilah oleh kalian 7 hal yang membinasakan.” Penyebutan angka pada hadits ini adalah bentuk penegasan perlunya benar-benar memperhatikan perkara-perkara yang termasuk dari dosa-dosa besar.
Ketika Rasulullah SAW menyebutkan, “Jauhilah oleh kalian 7 hal yang membinasakan”, maka bilangan tujuh tersebut bukan sebuah pembatasan melainkan sebagai peringatan, bahwa jauhilah tujuh perkara tersebut karena termasuk dosa besar. Hal ini dikuatkan dalam hadits yang kedua bahwa ada dosa besar lain yang tidak disebutkan di antara tujuh perkara di atas, yaitu durhaka kepada kedua orang tua dan saksi palsu atau perkataan bohong.
Dengan begitu, dosa besar bukan hanya tujuh, bukan sembilan, atau bisa jadi tak terbatas oleh angka. Penyebutan angka hanya memudahkan bagi kita untuk mengingat dan memperhatikannya secara cermat.
Para ulama berbeda pendapat mengenai dosa-dosa besar itu. Ada yang mengatakan jumlahnya ada 70 hingga 700. Menurut Ibnu Abbas RA, dosa besar itu ada 70. Ada juga yang mengatakan bahwa dosa besar itu dekat ke angka 70. Namun, angka 70 itu bukan sebuah batasan. Perkara pentingnya adalah apa kaidah dan apa saja yang termasuk dosa-dosa besar?
Dalam sebuah kajian Syekh Prof Dr ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr menyebutkan, dosa besar adalah setiap amalan yang diawali dalam hadits dengan redaksi atau kata/ kalimat; laknat, ancaman, diharamkan dari surga, atau ancaman masuk neraka. Bisa juga diawali dengan kata atau kalimat; murka Allah, tidak beriman, bukan dari golongan kami (awal hadits “laisa minnaa”), dan lain sebagainya.
Adz-Dzahabi memetakan dosa-dosa besar dalam sebuah buku yang berjudul al-Kabair. Dalam kitabnya setebal 179 halaman, Adz-Dzahabi menyebutkan 70 dosa besar. Adz-Dzahabi adalah Syekh Syamsuddin Muhammad bin Qaimaz at-Turkumani Al-Fariqi ad-Dimasqi asy-Syafii Adz-Dzahabi (673-748 H/1274-1348 M). (Aza)