Dari tiga jenis koloni dalam dunia lebah, yakni lebah ratu dan lebah jantan sudah diulas. Satu lagi adalah lebah pekerja. Masing-masing koloni sudah punya tugas dan fungsi. Nah, madu yang kita minum, ternyata prosesnya tidak mudah oleh para lebah pekerja.
Lebah pekerja adalah jenis yang paling banyak dalam satu koloni. Berbeda dengan lebah jantan yang jumlah hanya sedikit. Dalam satu koloni, jumlah lebah jantan tidak lebih dari 200 ekor.
Sementara lebah ratu adalah induk dari satu koloni dan semua lebah yang ada dalam koloninya adalah anak-anaknya. Setiap hari, lebah ratu bertelur antara 1.500 hingga 2.000 butir telur. Bahkan, bisa mencapai 3.500 telur. Aktivitas ini berlangsung selama musim bertelur, sejak awal musim semi hingga musim panas berakhir. Bagian ini telah diulas dalam dunia lebah sebelumnya.
Dinukil dari buku Serial Akidah dan Rukun Iman yang mengutip penelitian Prof Dr Yusuf Izzuddin, lebah pekerja adalah elemen penting dalam duni lebah. Lebah inilah yang melakukan berbagai macam aktivitas dan tugas yang sulit. Dia yang menyerap semua nektar, mengumpulkan serbuk-serbuik sari (polen), membuat madu, hingga menyiapkan royal jelly atau susu lebah untuk sang ratu (lebah ratu).
Lebah pekrja yang juga yang menyiapkan kamar-kamar tempat penyimpanan madu, mengasuh lebah-lebah yang baru lahir, dan mengurusi sarang koloninya. Misalnya, membersihkan dan menjaga kebersihannya, serta mengalirkan udara ke dalam sarang dan menghangatkannya.
Menariknya, tak semua lebah memiliki tugas dan beban sama. Tugas dan beban lebah pekerja ini diatur berdasarkan usia masing-masing. Setiap kali usianya bertambah, maka tugasnya juga beralih pada pekerjaan yang lain. Sampai-sampai, kematian lebah pekerja merupakan kematian paripurna karena telah menjalankan tugas-tugasnya dengan sempurna.

Awal kali bekerja, dimulai dengan beban yang ringan atau tidak membutuhkan tenaga ekstra. Beban lebah dalam sebuah pekerjaannya selaras dengan kesempurnaan tubuhnya. Bobot pekerjaannya dilakukan bertahap sesuai jenjang usianya. Dari yang ringan, sedang, hingga kategori berat dan sulit. Yang terberat, misalnya, mengelilingi taman-taman bunga, mengambil nektar, serta mengumpulkan air dan polen. Kemudian dilanjutkan dengan membuat madu dan menyimpannya.
Usia 1-2 Hari
Saat masih berusia satu dan dua hari, bertugas membersihkan kamar-kamar, tempat lahirnya generasi baru yang telah memiliki tubuh sempurna. Para lebah ini membersihkan ruangan tersebut, menyiapkan untuk para penerus mereka. Sementara sang ratu, yaitu induk lebah, tidak akan meletakkan telurnya di kamar atau sel yang belum dibersihkan sehingga semuanya harus dalam keadaan bersih.
Usia 3-4 Hari
Pada usia tiga dan empat hari, lebah pekerja berperan sebagai pengasuh bayi-bayi lebah pekerja lain dan bayi lebah jantan yang usianya lebih dari tiga hari. Mereka menyiapkan bagi lebah-lebah tersebut apa yang disebut dengan bee pollen atau roti lebah. Bee pollen adalah makanan yang mengandung madu dan serbuk sari. Ia mengambilnya dari gudang penyimpanan yang berbentuk prisma segi enam.
Usia 5-12 Hari
Pada usia kelima hingga 12 hari, lebah pekerja menyiapkan royal jelly (susu lebah) bagi sang ratu. Menu ini disiapkan seiring dengan pertumbuhan kelenjar khusus pada kedua kerongkongannya. Kelenjar inilah yang memungkinkan si lebah membuat royal jelly tersebut.
Usia 12-18 Hari
Setelah usia 12 hari, lebah pekerja mulai bisa dan belajar terbang jauh. Di usia antara 12-18 hari, lebah pekerja membangun kamar-kamar dari lilin lebah (bee swax) yang disiapkan untuk menyimpan madu dan merawat generasi baru.
Usia 19-20 Hari
Pada usia ini, lebah pekerja bertugas membersihkan dan menjaga sarang. Setelah berusia 20 hari, ia pun pergi ke taman-taman untuk mengumpulkan nektar bunga, serbuk sari (polen), dan membuat madu. Ia juga membawa air ke dalam sarang. Bagian terakhir ini menghabiskan bagian terbesar dari masa hidup lebah. Sebuah pengabdian yang semata-mata untuk memberikan menfaat kepada makhluk lain. Maka jadilah madu segala obat, minuman berkualitas yang mendatangkan manfaat besar bagi manusia.
Maha Suci Allah, Dzat Yang Maha Esa dan Mahatunggal, Yang kepada-Nya saja tempat kita bergantung. Allah SWT Yang telah menciptakan makhluk kecil ini, serta mengajarinya tugas-tugas yang sangat terperinci dan teliti. Seperti inilah ciptaan Sang Maha Pencipta yang membuat manusia tak berdaya, dan bukti adanya Dzat Yang Maha Menetahui dan Mahateliti. (Aza)