Ada 4 golongan orang yang diberi nikmat berupa surga. Mereka adalah para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
Mereka itulah orang-orang yang disebutkan dalam al-Qur’an sebagai golongan terbaik dan juga sebagai teman yang sebaik-baiknya. Tidak dikatakan bahwa jadilah salah satu dari empat golongan tersebut, namun ALlah SWT menjelaskan bahwa merekalah itulah teman yang sebaik-baiknya.
Empat golongan tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa, ayat 69. Ayat ini juga berkolerasi dengan surat Al-Fatihah ayat 7. Sebelum membahas surat al-Fatihah ayat 7, kita simak dulu bunyi Surat An-Nisa ayat 68-70:
وَّلَهَدَيْنٰهُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًا – ٦٨
(68) dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا – ٦٩
(69) Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللّٰهِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ عَلِيْمًا ࣖ – ٧٠
(70) Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui.
Ada golongan atau orang-orang yang diberikan petunjuk oleh Allah SWT berupa jalan yang lurus. Ayat selanjutnya, petunjuk itu berupa ketaatan kepada Allah SWT dan ketaatan kepada Rasulullah SAW. Mereka yang mendapat petunjuk berupa ketaatan kepada Allah SWT dan kepada Rasulullah SAW, akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah.
Siapa saja golongan yang mendapatkan nikmat Allah SWT dalam ayat tersebut?
1. Para nabi
Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.
2. Para pencinta kebenaran
Para pencinta kebenaran disebut shiddiqin. Yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.
3. Orang-orang yang mati syahid
Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut: a.Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir b.Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya. c.Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang mati berperang melawan kafir hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.
4. Orang-orang saleh
Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah. Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.
Empat golongan di atas itulah sebagai teman yang sebaik-baiknya. Firman Allah SWT: “Yang demikian itu adalah karunia dari Allah”. Nah, syarat untuk menjadi teman di antara empat golongan tersebut ada pada ayat sebelumnya, yakni taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dalam Tafsir Ringkas Kemenag, barang siapa menaati Allah dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya, dan juga menaati Rasul dengan cara memuliakan dan memperkenankan perintahnya, maka mereka yang sehari-hari beramal dengan ikhlas seperti itu, akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah di dalam surga. Yaitu para nabi, para pencinta kebenaran, yakni para sahabat Nabi, orang-orang yang mati syahid di medan perang, dan orang-orang beramal saleh. Mereka itulah orang yang telah mencapai kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan juga merekalah sebenarnya teman yang sebaik-baiknya di kehidupan dunia.
Demikian penjelasan mengenai tiga ayat dalam surat an-Nisa tentang empat golongan orang yang diberi nikmat berupa surga Allah SWT. Penjelasan dalam surat an- Nisa itu juga dimohonkan dalam surat al-Fatihah, yakni:
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ – ٦
(6) Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ – ٧
(7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Firman Allah SWT, “Tunjukilah kami jalan yang lurus” artinya, Kami memohon, tunjukilah kami jalan yang lurus, dan teguhkanlah kami di jalan itu, yaitu jalan hidup yang benar, yang dapat membuat kami bahagia di dunia dan di akhirat, serta dapat mengantarkan kami menuju keridaan-Mu.
Di ayat selanjutnya, “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya“. Siapa orang yang diberi nikmat itu? Jawabannya adalah 4 golongan di atas. Dalam Tafsir Kemenang, yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat berupa keimanan, hidayah, dan rida Allah SWT. Mereka itu, seperti dijelaskan dalam Surah an-Nisa’: 69.
- Para nabi yang telah dipilih Allah untuk memperoleh bimbingan sekaligus ditugasi untuk menuntun manusia menuju kebenaran Ilahi.
- Siddiqin, yaitu orang-orang yang selalu benar dan jujur, tidak ternodai oleh kebatilan, tidak pula mengambil sikap yang bertentangan dengan kebenaran.
- Syuhada’, yaitu mereka yang bersaksi atas kebenaran dan kebajikan, melalui ucapan dan tindakan mereka, walau harus mengorbankan nyawa sekalipun, atau mereka yang disaksikan kebenaran dan kebajikannya oleh Allah, para malaikat, dan lingkungan mereka.
- Salihin, yaitu orang-orang saleh yang tangguh dalam kebajikan dan selalu berusaha mewujudkannya.
Sebaliknya, bukanlah golongan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula golongan mereka yang sesat.
- Golongan orang-orang yang dimurkai, adalah mereka yang mengetahui kebenaran tetapi tidak mengikuti dan mengamalkannya. Bahkan menentangnya, seperti sebagian kelompok Yahudi dan yang mengikuti jalan mereka.
- Golongan mereka yang sesat dari jalan kebenaran dan kebaikan, seperti sebagian kelompok Nasrani dan yang sejalan dengan mereka, sebab mereka enggan beriman dan mengikuti petunjuk Allah SWT. (Aza/Disadur dari tafsir Kemenag)