Indonesiainside.id, Boston—Seorang ahli bedah terkemuka Boston meninggalkan begitu saja seorang pasien di ruang operasi untuk makan siang di mobilnya, sebelum kemudian tertidur dan melewatkan operasi, demikian menurut regulator negara bagian. Akibat ulahnya ini, ia didenda $ 5.000 (Rp. 71 juta), lapor New York Post.
Dr. Tony Tannoury, kepala operasi tulang belakang di Boston Medical Center (BMC), mengaku kepada Massachusetts Board of Registry in Medicine, dewan yang bertanggung jawab atas perizinan, regulasi, dan disiplin dokter dan ahli akupunktur di Massachusetts, bahwa ia telah melewatkan operasi pergelangan kaki darurat pada November 2016, lapor Boston Globe hari Rabu. Dokter pria berusia 54 tahun itu tidak kembali ke ruang operasi sampai keesokan harinya dan akhirnya kepala residen harus melakukan operasi menggantikanya.
Tannoury didenda sebesar 5.000 AS Dolar karena ‘menghancurkan kepercayaan publik terhadap integritas profesi medis’. Dia juga diperintahkan untuk menyelesaikan kursus ‘profesionalisme’ kata keputusan itu.
Pejabat Boston Medical Center (BMC) melaporkan insiden itu ke dewan negara bagian, kata seorang juru bicara rumah sakit kepada Globe, menambahkan bahwa mereka “sepenuhnya transparan” dengan pasien tentang siapa yang melakukan operasi. “Hasil operasinya positif,” kata juru bicara BMC Jenny Eriksen Leary kepada Globe.
Rumah sakit juga membebaskan semua biaya dalam operasi, menurut catatan dewan medis. Tannoury telah menjadi kepala operasi tulang belakang di Fakultas Kedokteran Universitas Boston, yang berafiliasi dengan BMC, sejak 2006, menurut halaman LinkedIn-nya.
Sementara itu, Presiden Society for Patient Centered Orthopaedics, mengecam perilaku Tannoury sebagai hal yang tercela. Menurutnya, teguran yang diterimanya adalah sangat ringan.
“Itu hanya tamparan pepatah di pergelangan tangan,” kata Dr James Rickert, seorang ahli bedah ortopedi dari Indiana, kepada Globe. “Saya tidak percaya bahwa jika itu adalah dewan yang sebagian besar terdiri dari pasien, mereka tidak akan memiliki hukuman yang jauh lebih keras.”
Dewan beranggotakan lima orang yang terdiri dari empat dokter mengatakan BMC pertama kali menghubungi agensi tersebut pada Januari 2017, sekitar dua bulan kemudian. “Sejumlah faktor” menyebabkan masalah ini memakan waktu hampir lima tahun untuk mengarah pada tindakan disipliner, kata Direktur Eksekutif George Zachos kepada Globe. (NE)