Indonesiainside.id, Jakarta – Pengembang video game AS Activision-Blizzard memicu kemarahan besar-besaran di dunia Muslim karena menistakan Al-Quran di salah satu game terbarunya.
Dalam seri yang baru dirilis, Call of Duty: Vanguard, raksasa video game itu menggambarkan halaman-halaman dari kitab suci umat Islam berserakan di lantai, dengan beberapa di antaranya berlumuran darah.
Konten Islamofobia memicu respons marah di media sosial awal pekan ini, dengan pengguna Twitter mengusung hastag atau tagar #NoCallOfDuty.
Komunitas Muslim mulai memboikot game ini, dengan beberapa mengatakan mereka tidak akan bermain sampai detailnya dihapus. Yang lain hanya menghapus permainan dan bersumpah untuk tidak bermain.
Activision mengeluarkan permintaan maaf pada hari Kamis, menyebut konten itu “tidak sensitif.”
“Seharusnya tidak pernah muncul seperti di game [permainan]; kami sungguh-sungguh meminta maaf,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa Arab.
Activision-Blizzard kemudian mengganti halaman-halaman kitab suci dengan lembaran-lembaran kosong.
Activision tidak asing dengan kontroversi. Skandal serupa muncul pada 2012 pada game Modern Warfare 2, yang dinilai menistakan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Penerbit kemudian menarik game dari peredaran pada saat itu, sebelum menghapus konten ofensif dan meminta maaf kepada umat Islam.
Perusahaan itu juga diguncang skandal awal tahun ini ketika menjadi subyek gugatan yang mengatakan perusahaan itu mengembangkan budaya diskriminasi dan pelecehan berbasis gender yang meluas.(Nto)