Indonesiainside.id, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta menegaskan pembentukan pasukan siber (cyber army) untuk memerangi informasi hoaks yang dapat memecah belah umat Islam dan ulama. Tugas mereka adalah nahi munkar.
“Pasukan siber ini untuk melawan informasi hoaks yang memecah belah umat terutama umat Islam dan ulama,” kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Munahar Muchtar dalam keterangan resminya.
Munahar menambahkan, pasukan siber itu dibentuk atas inisiatif MUI DKI. Mereka akan melawan informasi hoaks, juga membela umat dan ulama.
“Melawan informasi hoaks untuk umat Islam dan ulama, adalah salah satu tugas MUI, melakukan amar ma’ruf nahi munkar,” katanya.
Hal ini karena saat ini banyak informasi yang terindikasi memecah-belah anak bangsa, terutama umat Islam dan ulama. “Karena itu, ada gagasan dari kami untuk membentuk semacam cyber army,” katanya.
Terkait dana hibah dari APBD Pemprov DKI Jakarta yang dikaitkan dengan pembentukan pasukan siber MUI DKI Jakarta, Munahar menjelaskan, anggaran itu tidak digunakan untuk mendanai pasukan siber, tapi untuk membiayai pelaksanaan program kerja serta kegiatan operasional MUI.
“Dana hibah hanya untuk melaksanakan program kerja serta operasional MUI, dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, hingga kelurahan,” ujarnya.
Menurut Munahar, orang yang menghubungkan pembentukan tim siber dengan dana hibah tak paham tentang MUI dan tak mengerti soal tugas MUI.
Penjelasan ini sekaligus menepis pernyataan Wakil Sekjen PKB, Luqman Hakim, bahwa pembentukan tim siber untuk melawan buzzer yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Anies Baswedan tak lepas dari hibah Pemprov DKI Jakarta senilai Rp10,6 miliar.(Nto)