Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa penangkapan Ahmad Zain An-Najah oleh Densus Antiteror 88 tidak berkaitan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Jangan berpikir bahwa itu penggerebekan di kantor MUI dan tidak terkait dengan urusan MUI. Karena tidak ada hubungan antara teroris itu dengan MUI,” kata Mahfud MD dalam YouTube Menko Polhukam, Senin (22/11).
Mahfud juga menjelaskan, bahwa Densus 88 tidak pernah menyampaikan bahwa yang bersangkutan merupakan bagian dari MUI. Identitas Ahmad Zain justru terungkap setelah masyarakat dan media massa menelusurinya.
“Ahmad Zain An-Najah juga tidak ditangkap di kantor MUI. Masyarakat dan media seperti saudaralah yang kemudian membuka identitas yang bersangkutan bahwa dia pengurus MUI di bidang komisi fatwa,” tegasnya.
Karena itu akhirnya MUI turun tangan dengan menonaktifkan Ahmad Zain dari jabatannya sebagai anggotanya.
Menko Polhukam juga memastikan bahwa pemerintah akan terus menjalin kerja sama dengan MUI untuk membangun Indonesia. Hal ini ditegaskannya dalam silaturahmi pasca-penangkapan tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Bekasi, Jawa Barat.
“Pemerintah terus bekerjasama dengan MUI sesuai dengan fungsi masing-masing untuk membangun Indonesia,” kata Mahfud.
Kerja sama yang terus dijalin antara Pemerintah dan MUI adalah mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
“Mewujudkan Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur yakni negara yang baik, aman, damai, bersatu, di bawah ampunan dan lindungan Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa,” katanya.
Sebelumnya, Densus 88 melakukan penangkapan terhadap tiga terduga terorisme di Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa 16 November 2021 terkait Jamaah Islamiyah. Mereka adalah, Farid Okbah, Ahmad Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat.(Nto)