Indonesiainside.id, Canberra—Australia secara resmi memulai pakta keamanan kontroversial di bawah pakta pertahanan baru dengan Inggris (UK) dan Amerika Serikat (AS) untuk mengatasi konfrontasi China yang berkembang di Indo-Pasifik, kutip AFP. Pakta AUKUS adalah sebuah pakta keamanan trilateral antara Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat yang didirikan pada 15 September 2021.
Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Peter Dutton bersama dengan diplomat AS Michael Goldman dan Komisaris Tinggi Inggris Victoria Treadell menandatangani perjanjian besar yang memungkinkan pertukaran informasi sensitif terkait dengan propulsi nuklir antara ketiga negara.
Ini adalah perjanjian pertama tentang teknologi yang ditandatangani secara terbuka sejak ketiganya mengumumkan aliansi AUKUS September lalu, yang memicu kekhawatiran internasional serta mempengaruhi hubungan dengan Prancis.
Kesepakatan itu akan membantu Canberra menyelesaikan penyelidikan 18 bulan ke dalam rencana akuisisi kapal selam. “Australia akan berada dalam posisi yang kredibel untuk mengoperasikan teknologi semacam itu berdasarkan pertukaran informasi AS dan Inggris yang memiliki pengalaman puluhan tahun,” kata Dutton, menambahkan rincian tentang akuisisi kapal selam belum diputuskan.
Di bawah aliansi AUKUS, Australia akan memperoleh delapan kapal selam bertenaga nuklir mutakhir, namun dilengkapi dengan senjata konvensional yang mampu melakukan misi rahasia jarak jauh. Selain itu, perjanjian tersebut juga menyediakan untuk berbagi dunia maya, kecerdasan buatan, kuantum, dan kemampuan operasional dasar laut yang tidak ditentukan.
Pakta keamanan baru mengundang kemarahan China yang mengklaim itu adalah ancaman yang sangat tidak bertanggung jawab terhadap stabilitas kawasan Indo-Pasifik. (NE)