Indonesiainside.id, Brussel–Uni Eropa (UE) sedang mendiskusikan cara memperbarui sertifikat digital Covid-19 dan pendekatannya untuk bepergian ketika negara-negara anggota mengambil berbagai langkah untuk mengatasi gelombang epidemi terbaru, kutip AFP.
Suntikan booster vaksin rencananya akan menjadi topik pembicaraan saat para menteri urusan Eropa bertemu di Brussel kemarin, bersamaan dengan perdebatan apakah akan mengubah masa berlaku sertifikat vaksinasi Covid-19, menurut diplomat Uni Eropa yang menolak disebutkan namanya.
Kelompok menteri, yang memiliki tugas mempersiapkan pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa pada 16-17 Desember, juga membahas skeptisisme terhadap vaksin, yang telah memicu protes jalanan yang diwarnai kekerasan di beberapa negara anggota dalam beberapa waktu terakhir, kata seorang diplomat.
Pemerintah di seluruh UE sejauh ini telah mengambil langkah berbeda saat epidemi memburuk. Sementara beberapa negara Eropa Barat telah mengekang epidemi dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, Jerman tertinggal, dengan kurang dari 70 persen penduduknya telah divaksinasi sepenuhnya.
Austria, yang kembali menerapkan pembatasan pergerakan yang ketat, telah mengenakan denda hingga 3.600 euro bagi mereka yang menolak mendapatkan vaksin Covid-19 saat inokulasi diwajibkan mulai tahun depan. Kanselir Jerman Angela Merkel telah meningkatkan tekanan pada warga Jerman untuk mendapatkan vaksinasi dengan mengumumkan rencana untuk membatasi banyak kegiatan rekreasi bagi mereka yang tidak divaksinasi.
Di sisi lain, Belgia kembali menerapkan aturan wajib bekerja dari rumah. Komisi Eropa (EC) dijadwalkan untuk mengajukan proposal kepada duta besar blok hari ini tentang cara meninjau proposal tentang perjalanan tidak penting antara UE dan negara-negara ketiga, kata seorang diplomat.
Saat ini tidak ada rencana untuk membatasi perjalanan, tetapi evolusi pandemi dan kemungkinan pembatasan pergerakan dapat memengaruhi perjalanan bagi mereka yang telah divaksinasi. Rekomendasi komisi tentang perjalanan yang tidak penting tidak mengikat negara mana pun. Namun negara-negara Uni Eropa sepakat awal tahun ini untuk merampingkan pembatasan perjalanan.
Saat ini, negara-negara UE dapat mengamanatkan karantina atau pengujian jika ada pelancong yang datang dari daerah dengan tingkat infeksi Covid-19 yang cukup tinggi, dan dapat memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada orang yang bepergian ke atau tiba dari daerah berkode “merah” di bawah daftar. Kerangka kerja ini juga menyajikan rekomendasi untuk perjalanan dari luar UE.
Komisi Eropa, badan eksekutif UE, diharapkan mengajukan proposal tentang validitas sertifikat Covid-19, kata seorang diplomat. Harmonisasi diperlukan, karena peraturan saat ini dapat mempersulit upaya untuk memerangi epidemi, tambah diplomat itu.
Sertifikat Covid-19 telah membantu memfasilitasi perjalanan keliling UE, meskipun beberapa negara mulai memberlakukan pembatasan baru. Jerman baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka yang datang dari Belgia, Irlandia, Yunani, dan Belanda yang belum divaksinasi atau belum pulih dari Covid-19, harus mengisolasi diri pada saat kedatangan, sementara Austria telah melarang perjalanan liburan ke negara itu hingga 13 Desember. (NE)