Indonesiainside.id, Jakarta – Wafatnya Ustaz Maaher At-Tuwailibi atau Ustaz Maaher menjadi kenangan tak telupakan bagi Sugi Nur Raharja atau akrab dipanggil Gus Nur. Peristiwa yang terjadi sekitar sembilan bulan silam itu masih membekas di hatinya.
“Saya masih ingat betul bagaimana kondisi almarhum saat itu di dalam penjara,” kata Gus Nur di YouTube, kanal Revolusi Akhlak dipantau Senin (29/11).
Dituturkannya kepada jamaah yang mengikuti penuturannya dalam video di YouTube itu, tentang bagaimana kondisi saat itu ketika dirinya di dalam penjara. Gus Nur dan beberapa tahanan ditempatkan satu sel dengan Ustaz Maaher sehingga bisa melihat bagaimana kondisinya.
Menurut Gus Nur, almarhum Ustaz Maaher terlihat amat tertekan.
“Hari pertama ditahan, almarhum Ustaz Maaher sudah down mentalnya. Mungkin karena anak beliau masih bayi, ekonomi belum mapan,” tuturnya.
Dirinya juga masih mengingat bagaimana almarhum sangat ingin meminta maaf kepada Habib Lutfi bin Yahya.
“Saya ingat waktu itu beliau bilang demi anak istrinya, dia akan meminta maaf dan mencium kaki Habib Lutfi bin Yahya,” kata Gus Nur.
Dikatakannya, dirinya kemudian menasihati almarhum agar tetap kuat dan tidak menyerah. Namun, saran itu tidak diindahkan dan akhirnya almarhum dibawa untuk melakukan permintaan maaf secara terbuka ke publik.
“Akhirnya Ustaz Maaher dibawa ke atas dan meminta maaf secara terbuka. Ternyata setelah meminta maaf pun Ustaz Maaher tidak dibebaskan,” kata Gus Nur.
Keadaan itu membuat Ustaz Maaher menjadi sakit dan makin bertambah parah hingga kemudian dibawa ke rumah sakit. Setelah membaik kemudian dikembalikan lagi ke sel.
Gus Nur menambahkan, bahwa satu minggu sebelum meninggal, Ustaz Maaher dalam kondisi tidak sadar.
“Sama saya sudah tidak kenal. Mohon maaf, beliau BAB dan pipis juga di pampers,” katanya.
Karena kondisinya yang sudah tidak berdaya, maka yang mengganti pampers dilakukan oleh teman-teman tahanan lainnya.
Dikatakannya, secara kemanusiaan dan mungkin juga hukum, seharusnya Ustaz Maaher dikembalikan kepada keluarganya untuk dirawat. “Tetapi tidak, beliau dibiarkan di situ dalam kondisi sakit parah,” ujarnya.
Gus Nur lantas menceritakan detik-detik saat Ustaz Maaher wafat pada 8 Februari 2021. Saat itu Gus Nur dan para napi lainnya melaksanakan Salat Maghrib. Kebetulan tempat salatnya itu hanya dibatasi kain dengan tempat tidur Ustaz Maaher. Ketika dapat dua rakaat, tiba-tiba terdengar suara napi lain jika beliau wafat, sehingga yang salat tidak khusyuk.
“Begitu salam, langsung kami cek beliau sudah meninggal. Kalau dibilang Ustaz Maaher dibunuh, saya nanti salah secara hukum,” kata Gus Nur.
Dirinya kemudian mengajak jamaah untuk mendoakan agar almarhum syahid dan anak-anak yang ditinggalkan kelak menjadi ulama-ulama besar. (Nto)