Indonesiainside.id, Bordeaux – Perluasan toko pakaian Zara di Prancis diblokir pemerintah setempat karena penyelidikan atas perusahaan induknya Inditex yang diduga menggunakan kerja paksa muslim Uighur di China.
Zara sebelumnya ingin memperluas tokonya di pusat kota selatan Bordeaux, tetapi pada tanggal 9 November komisi regional yang ditugaskan untuk memeriksa proyek tersebut menolaknya.
Anggota komisi menentang ekspansi meminta adanya penyelidikan apakah perusahaan Spanyol itu mendapat manfaat dari penggunaan kerja paksa oleh anggota minoritas Uighur oleh pemasok China.
“Itu adalah keputusan politik kami,” kata Alain Garnier, salah satu pejabat terpilih di komisi tersebut.
“Kami ingin mengirim sinyal yang kuat dengan memblokir ekspansi toko yang tidak memiliki kontrol yang cukup atas pemasok mereka,” tambahnya.
Hakim Prancis pada Juni membuka penyelidikan atas tuduhan kelompok hak asasi bahwa empat perusahaan mode termasuk pemilik Zara, Inditex, mendapat untung dari kerja paksa minoritas Uighur di China.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia percaya setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah dipenjara di kamp-kamp di wilayah Xinjiang, di mana China juga dituduh mensterilkan perempuan secara paksa dan memaksakan kerja paksa.
Inditex membantah pada saat itu bahwa mereka telah menggunakan kapas dari Xinjiang dan mengatakan bahwa mereka memiliki kontrol yang ketat.(Nto)