Indonesiainside.id, London—Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di York, Austria, Belanda dan Jerman untuk memprotes kebijakan pembatasan (lockdown) yang diberlakukan saat Eropa menghadapi penularan varian baru, kutip AFP. Menurut Daily Mail, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menginformasikan bahwa sejauh ini tidak ada kematian akibat varian Omicron yang dilaporkan meskipun varian baru Covid-19 telah terdeteksi di 38 negara.
Namun, para pemimpin dunia menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan termasuk mengenakan denda tinggi dalam upaya mendorong penduduk untuk mendapatkan vaksinasi lengkap.
Di Austria, setiap individu yang tidak divaksinasi yang melanggar aturan Pembatasan akan menghadapi denda hingga 500 euro (sekitar Rp 8 juta). Waga yang menolak untuk mematuhi pemeriksaan status vaksinasi dapat didenda hingga 1.450 euro (sekitar Rp 25 juta).
Ribuan warga di Wina melakukan protes terhadap pembatasan kehidupan publik yang diterapkan untuk mengekang pandemi virus corona. Dihadapkan dengan kasus Covid-19 yang meningkat setiap hari, Austria menjadi negara pertama di Eropa Barat yang menerapkan kembali Pembatasan dan akan mewajibkan vaksinasi mulai Februari mendatang.
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di York City, Inggris untuk menggelar ‘protes kebebasan’ di depan York Minster. Sementara itu, ribuan orang berkumpul di sekitar kota Utrecht Belanda untuk mengkritik blokade baru Covid-19 yang mulai berlaku akhir pekan lalu.
Para pengunjuk rasa berbaris di sekitar jalan membawa spanduk bertuliskan Medical Freedom Now dan mengibarkan bendera Belanda. Sejumlah besar polisi terlihat di sepanjang rute arak-arakan.
Banyak pengunjuk rasa mengecam tindakan pemerintah Belanda yang semakin meningkat tentang masalah vaksinasi jika penduduk ingin menjalani kehidupan normal. Ini adalah demonstrasi besar pertama di Belanda yang memprotes blokade Covid-19 termasuk penutupan bar, restoran, dan tempat bisnis pada malam hari untuk mengatasi lonjakan kasus infeksi. (NE)