Indonesiainside.id, Jakarta – China mengancam Australia, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada, bahwa mereka akan membayar mahal atas boikot diplomatik terhadap pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 mendatang.
Hal ini setelah pada hari Senin (6/12), AS mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin dengan beralasan adanya laporan pelanggaran hak asasi manusia ‘mengerikan’, yang telah dibantah berulang kali oleh China.
Beberapa jam setelah pengumuman Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Kanada juga menegaskan bahwa mereka tidak akan mengirim pejabat pemerintahnya ke Olimpiade, yang akan diadakan antara 4 Februari hingga 20 Februari tahun depan.
Namun, para atlet dari negara-negara tersebut akan berpartisipasi sesuai jadwal.
Setelah kejadian itu, Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan pada konferensi pers reguler: “Amerika Serikat, Inggris, dan Australia telah menggunakan platform Olimpiade untuk manipulasi politik. Mereka harus membayar harga mahal untuk tindakan keliru mereka.”
Sementara itu, Prancis pada hari Kamis mengatakan tidak akan memboikot Olimpiade, menambahkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia di China harus dikutuk. Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer mengatakan kepada BFM TV: “Mengenai boikot diplomatik… Prancis tidak akan melakukannya… Olahraga adalah dunianya sendiri, yang harus dilindungi dari campur tangan politik, jika tidak… kita dapat mengakhirinya dengan membunuh kompetisi.”
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan pada Rabu (8/12) bahwa ia tetap netral secara politik mengenai masalah tersebut. Dia menegaskan bahwa poin penting adalah “partisipasi para atlet di Olimpiade”.
Kedutaan Besar China di Australia bereaksi terhadap boikot diplomatik
Kedutaan Besar China di Australia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa ‘gunung tidak dapat menghentikan sungai yang mengalir ke laut’ setelah keputusan Australia.
Dalam pernyataan itu, kedutaan China menyalahkan Australia atas ketegangan hubungan China-Australia saat ini, dengan menyatakan bahwa tanggung jawab terletak “tepat di pihak Australia”.
Kedubes China juga mengatakan mereka percaya para atlet akan menyaksikan Olimpiade yang efisien dan aman di negaranya. (Nto)