Indonesiainside.id, Ankara – Para pejabat tinggi bidang ekonomi dari negara kelompok G7 pada Senin membahas prospek ekonomi global, peningkatan jumlah vaksinasi di seluruh dunia untuk memerangi pandemi Covid-19, dan pentingnya rantai pasokan yang stabil.
Menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7 membahas implikasi makroekonomi dari perubahan iklim dan pekerjaan teknis yang akan dilakukan kelompok G7 untuk lebih memahami langkah-langkah mitigasi iklim, kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.
Dalam pertemuan virtual para menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota G7, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendukung pernyataan menteri keuangan G7 tentang tindakan untuk mendukung pengembangan antibiotik, yang menyerukan negara-negara anggota untuk mengatasi kekurangan pengembangan antibiotik dengan berbagai pilihan insentif pasar.
Pernyataan tentang tindakan bersama yang disepakati pada Senin, termasuk dana aksi resistensi antimikroba senilai USD 1 miliar untuk membantu membawa empat antibiotik baru ke pasar pada 2030. Diketahui, G7 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada.
“Covid-19 telah menunjukkan pentingnya memperkuat kesiapsiagaan terhadap ancaman kesehatan global, termasuk ‘pandemi senyap’ resistensi antimikroba (AMR),” kata pernyataan itu.
“AMR sudah memiliki dampak signifikan pada ekonomi dan sistem kesehatan kita, yang menyebabkan sekitar 700.000 kematian secara global akibat infeksi yang resistan terhadap obat setiap tahun,” lanjut Depkeu AS. (Aza/ Anadolu Agency)