Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap kepada mitra BUMN dan swasta menjadi bapak angkat untuk mengangkat kemandirian ekonomi pondok pesantren di Indonesia. Kemenag menjadikan kemandirian pesantren sebagai program prioritas agar pondok pesantren bisa menjadi penggerak ekonomi nasional.
“Kita berharap kepada mitra BUMN dan swasta mau menjadi bapak angkat dalam mengungkit kemandirian dan ekonomi pondok pesantren. Kalau ini bisa konsisten, saya optimistis pada waktunya pondok pesantren akan mampu menjadi penggerak sekaligus daya ungkit bagi ekonomi nasional sebagaimana yang diharapkan Presiden Joko Widodo,” kata Menag di Jakarta, dikutip dari kemenag.go.id, Kamis (16/12).
Menag mengakui program kemandirian pesantren bukanlah sesuatu yang baru atau pertama yang dilakukan. Dengan berkolaborasi bersama pemerintah, mitra BUMN dan swasta, bisa turut serta dalam membangun pondok pesantren di Indonesia.
Harapan ini disampaikan Menag saat membuka Pesantren Economic Forum yang mengusung tema Membangun Kemandirian Ekonomi Pesantren Melalui Kolaborasi Inc. “Ini memerlukan kolaborasi dengan pengusaha. Forum ini hemat saya adalah berusaha untuk mendekatkan pondok pesantren dan pengusaha. Inysa Allah komitmen kita bersama untuk kemandirian pesantren akan terwujud,” kata Menag.
Pesantren Economic Forum dihadiri puluhan mitra BUMN, swasta dan pihak pengusaha. Hadir juga Dirjen Pendidikan Islam, Direktur PD Pontren, Staf Ahli, Stafsus dan Tenaga Ahli serta perwakilan kementerian dan lembaga. Menurut Menag, pesantren mengemban misi utama yang tidak bisa dipisahkan. Yaitu, fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi.
“Nah dalam forum ini kita akan membahas fungsi pemberdayaan. Pendidikan dan dakwah itu diilustrasikan kolam kecil pesantren dan pemberdayaan ekonomi adalah kolam besarnya. Jangan sampai kita mengharap kolam yang kecil namun kita melupakan kolam besar,” ujar Menag.
Menag membandingkan jumlah pesantren di Indonesia yang mencapai 32 ribu dengan salah satu outlet ritel terbesar di Indonesia yang memiliki 20 ribu outlet. “Kalau 32 ribu outlet bisa dimaksimalkan kita bisa bayangkan efek dan dampak ekonomi yang akan terjadi, bukan hanya pondok pesantren melainkan pelaku usaha dan ekosistem yang ada di dalamnya,” kata Menag.
Menurut Menag, belajar dari banyak hal maka bantuan yang diberikan kepada pondok pesantren dalam program kemandirian pesantren akan dikawal dari hulu hingga hilir. Sehingga bisa dirumuskan entitas bisnis apa yang bisa dilakukan pondok pesantren sesuai spesifik masing-masing pondok pesantren.
“Tahun ini ada 105 model kemandirian podok pesantren dan tahun 2024 nanti akan ada 5.000 pondok pesantren yang akan menjadi model penguatan kemandirian ekonomi pesantren. Kita akan berikan modal, pendampingan hingga manajemen pemasaran,” katanya. (Aza)