Indonesiainside.id, Kabul – Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi mengatakan bahwa perempuan di negaranya tidak menghadapi rintangan dan masalah karena dijamin hak-haknya oleh Taliban.
Selama pemerintahan sebelumnya dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki (muhrim) dan harus mengenakan penutup wajah dan kepala, dan melarang anak perempuan menerima pendidikan.
“Semua telah berubah dan sekolah menengah untuk anak perempuan di beberapa provinsi telah diizinkan untuk dibuka. Meski banyak aktivis perempuan dan hak asasi manusia tetap skeptis,” tambahnya dilansir ArabNews, Ahad(19/12).
Masyarakat internasional, yang telah membekukan miliaran dana bank sentral Afghanistan dan dana pembangunan, telah menjadikan hak-hak perempuan sebagai elemen kunci dari setiap keterlibatan di masa depan dengan Afghanistan. Mereka menekan Taliban dengan isu-isu seputar itu.
“Mengenai hak-hak perempuan saya ingin mengatakan bahwa kami adalah Muslim dan kepemimpinan kami adalah Muslim dan saya memastikan bahwa tidak ada rintangan dan masalah yang dihadapi oleh perempuan Afghanistan,” kata Muttaqi kepada Arab News di sela-sela KTT Organisasi Perusahaan Islam yang diadakan di Islamabad pada hari Minggu.
“Sebagian besar masalah dan kampanye negatif itu dibuat oleh media,” katanya.
Berbicara tentang KTT OKI, yang fokusnya adalah krisis ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan, Muttaqi menyebutnya sebagai “upaya yang baik.”
“Kami menyambutnya,” katanya.
“Salah satu manfaat dari konferensi ini adalah pertemuan bilateral kami dengan banyak menteri luar negeri negara-negara Islam [yang] telah terjadi dan [ada lebih banyak] juga komunikasi hari ini.”
Afghanistan, yang juga menderita krisis likuiditas perbankan karena arus kas mengering karena sanksi, menghadapi risiko keruntuhan ekonomi sejak Taliban mengambil alih.
Namun Muttaqi mengatakan sekarang ada perdamaian di Afghanistan dan pemerintah kuat: “Semua perwakilan dunia dan orang-orang dapat datang ke Afghanistan dan bekerja di sana.”(Nto)