Indonesiainside.id, Canberra – Pemerintah negara bagian Australia Barat dibuat pusing tujuh keliling oleh nelayan Indonesia. Beberapa kali mereka tepergok mencari ikan di wilayahnya.
Namun, bukannya takut, para nelayan Indonesia yang terekam dalam kamera pengawas perikanan Australia malah tersenyum dan melambaikan tangan seakan merasa tak bersalah melewati batas laut negara tetangga.
Menurut laman media ABC News, pihak Australian Border Force mengatakan sudah memergoki 291 kapal nelayan dalam periode 2020-2021.
Rekaman terbaru yang diperoleh ABC menunjukkan nelayan asal Indonesia kembali mendekati Taman Nasional Laut Rowley Shoals Marine Park.
Nelayan asal Indonesia tetap datang meski sebelumnya Australia telah mengambil tindakan tegas dengan membakar tiga perahu asal Indonesia dan semua hasil tangkapan ikan disita, awal November lalu.
Kegiatan pencarian teripang di taman nasional laut ini juga sudah pernah dilaporkan pada bulan Oktober lalu.
Dari rekaman terbaru yang diambil oleh sebuah kapal sewaan di akhir November menunjukkan nelayan Indonesia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah kamera.
Menteri Perikanan Australia Barat, Don Punch mengatakan tindakan para nelayan asal Indonesia tersebut “sudah keterlaluan”.
“Ini adalah masalah serius, dan memiliki dampak besar terhadap ekologi kelautan di kawasan Rowley Shoals dan juga terhadap kapal sewaan yang membawa turis yang beroperasi di sana,” katanya.
“Masalah ini sudah kami sampaikan ke Pemerintah Federal dan saya sudah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Dalam Negeri Karen Andrews.”
“Namun sayangnya, ini masih terjadi dan kita memerlukan Pemerintah Federal untuk meningkatkan upaya dalam menghentikan semua ini.”
Data Pemerintah Australia menunjukkan jumlah kapal nelayan asing yang masuk ke wilayah perairannya semakin meningkat.
Dalam tahun keuangan 2021 (dimulai 1 Juli 2020-30 Juni 2021) tercatat ada 231 kapal yang kepergok melakukan aktivitas ilegal di wilayah perairan Australia Barat, 29 di antaranya disita dan dibakar.
Sementara di tahun keuangan sebelumnya, yakni periode 2019-2020, hanya ada empat kapal.
Situasi ini semakin kompleks karena banyaknya badan pemerintahan yang terlibat.
Kawasan Rowley Shoals masuk dalam wilayah taman laut di bawah Pemerintah Australia Barat, namun tugas patroli mengawasi kapal asing menjadi tanggung jawab Australian Border Force (ABF) yang berada di bawah pimpinan Pemerintah Federal yang berbasis di Canberra.
Industri perikanan setempat mengkhawatirkan pencarian ikan ilegal akan meningkat selama beberapa bulan ke depan, seiring dengan masuknya musim hujan.(Nto)