Indonesiainside.id, Jakarta – Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan gelombang besar penularan Covid-19. Hal ini merujuk banyaknya angka penularan Covid-19 di berbagai belahan dunia termasuk di kawasan Eropa.
Menurut WHO penyebaran varian Delta dan Omicron secara berbarengan akan menciptakan “tsunami kasus”.
“Akan menjadi tsunami kasus kalau kedua varian menyebar,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, Kamis (30/12).
Prancis telah melaporkan 208.000 kasus COVID-19 baru dalam satu hari, yang merupakan rekor tertinggi yang dipicu oleh varian Omicron. Di Paris, masker akan kembali diwajibkan mulai Jumat besok (31/12) dengan denda 135 euro (sekitar Rp2,2 juta) jika dilanggar.
“Saat ini lebih dari dua dinyatakan positif COVID dalam setiap detik di Prancis,” ujar Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran.
“Warga yang tidak divaksinasi “sangat kecil kemungkinannya kali ini untuk bisa lolos [dari COVID-19], karena virusnya menyebar terlalu cepat”, tambahnya.
70 persen orang di unit perawatan intensif di rumah sakit umum Paris tidak divaksinasi.
Sementara itu WHO mengulangi seruannya kepada negara-negara untuk berbagi vaksin secara lebih adil. Ia juga memperingatkan progam ‘booster’ di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan vaksin.
“Delta dan Omicron sekarang menjadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencapai angka rekor baru, menyebabkan lonjakan angka rawat inap dan kematian,” katanya.
Dia mengatakan WHO berkampanye agar setiap negara bisa mencapai target cakupan vaksin 70 persen pada pertengahan 2022, yang akan membantu mengakhiri fase akut pandemi.
Malam Tahun Baru akan menandai dua tahun peringatan saat China memberitahu WHO soal 27 kasus “pneumonia virus” yang tidak diketahui asalnya di kota Wuhan, pada tahun 2019.
Lebih dari 281 juta orang di dunia telah tertular COVID-19 saat ini dan lebih dari 5 juta orang meninggal, menurut penghitungan Reuters.
Di Amerika Serikat, kasus COVID-19 juga kembali meningkat.
Jika di bulan Januari 2021 terdapat 250 ribu kasus per hari, maka kali ini rekor baru sudah tercetak dengan hampir 270 ribu pernularan per hari.
Angka kematian juga telah meningkat dalam dua minggu terakhir, dengan rata-rata sebanyak 1.500 kematian per hari, yang menjadi bukti jika vaksin bisa melindungi diri dari sakit parah akibat varian baru virus corona.
Sementara itu di China, kasus COVID-19 dilaporkan meningkat yang membuat kota Xian menerapkan ‘lockdown’ paling ketat selama pandemi.
Pengumuman ‘lockdown’ juga memicu kepanikan warga yang memborong barang-barang.
Mereka yang panik mulai mendatangi toko-toko, meski Pemerintah China menjamin pasokan kebutuhan sehari-hari akan terus ditambah.
Negara Bolivia juga mencatat rekor tertinggi angka kasus harian yang mencapai lebih dari 4.900 orang.
Di Argentina kasus COVID-19 naik dua kali lipat menjadi 20.632 dan menjadi angka harian tertinggi dalam enam bulan terakhir.
(ABC/Nto)