Indonesiainside.id, Jakarta – Gedung Putih mengatakan pihaknya percaya bahwa Rusia dapat menyerang negara tetangganya Ukraina kapan saja meskipun Moskow berulang kali menyangkal.
“Pandangan kami adalah ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Kami sekarang berada pada tahap di mana Rusia pada titik mana pun dapat meluncurkan serangan di Ukraina,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan pada hari Selasa (18/1).
Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa pada hari Jumat. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa pertemuan itu dijadwalkan setelah Blinken dan Lavrov berbicara melalui telepon pada hari Selasa.
Dia menguraikan bahwa pertemuan di Jenewa ditambahkan dalam agenda Blinken setelah sebelumnya melawat ke Kyiv pada hari Rabu dan Berlin pada hari Kamis.
Pertemuan itu mengikuti pembicaraan diplomatik tingkat tinggi antara pejabat Amerika dan Rusia dan NATO di Eropa pekan lalu.
Psaki mengatakan Blinken berencana untuk meminta Rusia untuk mengurangi ketegangan dan mengambil jalur diplomatik di Ukraina tetapi sekaligus mengancam Moskow dengan konsekuensi ekonomi yang signifikan jika memilih untuk menyerang tetangganya.
“Terserah Rusia untuk menentukan jalan mana yang akan mereka ambil, dan konsekuensinya akan parah jika mereka tidak mengambil jalur diplomatik,” kata Psaki.
Dalam sebuah pernyataan setelah panggilan antara Bliknen dan Lavrov pada hari Selasa, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Blinken menekankan “komitmen AS yang tak tergoyahkan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.”
Blinken juga “menekankan pentingnya melanjutkan jalur diplomatik untuk mengurangi ketegangan seputar penumpukan militer Rusia yang sangat mengganggu di dalam dan dekat Ukraina,” kata Price.
Dia menambahkan bahwa Blinken mengatakan kepada Lavrov bahwa “setiap diskusi tentang keamanan Eropa harus mencakup Sekutu NATO dan mitra Eropa, termasuk Ukraina.”
Perkembangan itu terjadi ketika badan-badan intelijen AS menuduh Rusia mempersiapkan operasi bendera palsu untuk menyerang Ukraina.(Nto)