Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Iran Ebrahim Raeisi menyebut rezim Israel musuh umat manusia. Dia merujuk kekejaman Tel Aviv terhadap masyarakat Palestina dan di kawasan sekitar itu sebagai contohnya.
“Rezim ini tidak akan pernah bisa menjadi teman bagi negara-negara Muslim,” kata kepala eksekutif di Teheran pada hari Rabu selama pertemuan dengan Menteri Pertahanan Azerbaijan yang sedang berkunjung, Kolonel Jenderal Zakir Hasanov.
“Pendudukan dan serangan Zionis di seluruh wilayah dan terhadap bangsa Palestina adalah bukti fakta ini,” tambah Raeisi.
Rezim Israel mengklaim keberadaannya pada tahun 1948 setelah menduduki sebagian besar wilayah Palestina selama perang yang didukung Barat.
Ia menduduki lebih banyak wilayah dalam perang serupa lainnya pada tahun 1967. Sejak itu, ia telah membangun ratusan pemukiman di wilayah yang dikuasai dan menerapkan pembatasan paling agresif pada pergerakan orang Palestina di sana.
Rezim tersebut menarik diri dari wilayah Palestina di Jalur Gaza pada tahun 2005, tetapi mulai mengambil bagian pesisir di bawah pengepungan yang melumpuhkan dan serangan militer reguler hanya dua tahun kemudian.
Raeisi juga menganggap rezim Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas munculnya kelompok teroris Takfiri di wilayah tersebut, termasuk kelompok Daesh.
“Kelompok [teroris] ini telah diciptakan oleh Amerika dan Zionis, dan telah melakukan kegiatan kriminal, di mana pun mereka hadir,” tambahnya.
Daesh muncul di Irak dan negara tetangga Suriah pada tahun 2014 di tengah kekacauan yang diakibatkan oleh pendudukan AS tahun 2003 di Irak.
Sejumlah pejabat dan laporan regional memperingatkan tentang pemberian bantuan militer Amerika untuk Takfiri, termasuk dengan memberikan senjata untuk mereka dan bahkan memindahkan mereka ke berbagai lokasi di seluruh wilayah.
Rezim Israel akan menyediakan tempat yang aman dan perawatan medis bagi para teroris yang akan melarikan diri dari operasi pertahanan Damaskus dan sekutunya ke Dataran Tinggi Golan Suriah, yang berada di bawah pendudukan Israel, ujarnya. (Nto)