Indonesiainside.id, Jakarta – Kelompok milisi menyerang sebuah kamp untuk pengungsi di Republik Demokratik Kongo timur (DRC). Peristiwa itu menewaskan puluhan orang, menurut sumber-sumber lokal dan kelompok pemantau kemanusiaan.
Serangan keji itu terjadi semalam, Selasa (1/2) di provinsi Ituri yang bergolak di DRC. Wilayah ini di bawah kondisi pengepungan militer sejak Mei 2021 untuk memerangi kelompok-kelompok bersenjata yang berkeliaran di wilayah timur negara kaya mineral tersebut.
Para pejabat setempat mengatakan pada hari Rabu bahwa milisi menewaskan sedikitnya 60 orang di kamp pengungsi itu.
“60 orang di tempat penampungan bagi para pengungsi yang terbunuh dengan parang dan senjata lainnya,” kata Ndalo Budz, yang merupakan kepala kamp, kepada media setempat.
Badan amal Banza Bavi, kelompok kemanusiaan lokal menyatakan jumlah korban tewas sebanyak 63 orang, lebih banyak dari versi pemerintah.
“Empat orang juga dilarikan ke rumah sakit akibat peristiwa itu,” kata Pilo Mulindo, kepala kepala bahema N’adhere, kelompok kemanusiaan setempat.
Hingga kini tidak ada klaim tanggung jawab dari pihak manapun atas peristiwa itu, tetapi kepala kamp pengungsi Ndalo Budz mengatakan pejuang CODECO, tiba di tempat pengungsi Plaine Savo dan menggunakan parang dan senjata lainnya untuk membunuh puluhan orang.
“Saya pertama kali mendengar tangisan ketika saya masih di tempat tidur. Kemudian beberapa menit ada tembakan. Saya melarikan diri dan saya melihat obor dan orang-orang menangis minta tolong dan saya menyadari itu adalah milisi CODECO yang telah menyerbu situs kami,” kata Lokana Bale Lussa, seorang penduduk kamp.
Kivu Security Tracker (KST), yang memantau kekerasan di wilayah tersebut menyebut milisi CODECO diduga berada di balik serangan itu.
Situs pengungsian Savo adalah rumah bagi sekitar 4.000 orang pada bulan Desember, menurut badan migrasi PBB. (Nto)