Indonesiainside.id, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa kejahatan zionis Israel itu sama jahatnya dengan holocaust yang dilakukan nazi. Karenanya MUI meminta pemerintah tegas menghentikan pembangunan Museum Holocaust di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Apalagi kejahatan zionis Israel terhadap masyarakat Palestina sangat luar biasa dan masih berlangsung di depan mata hingga saat ini.
“Zionisme itu sama jahatnya dengan Holocaust Nazi. Ini tak bisa ditolerir. Atas kejahatan zionisme itu juga Israel seharusnya diseret ke pengadilan internasional,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim.
Apalagi Indonesia sejak awal tegak di atas sikap membela kemerdekaan bangsa Palestina.
“Lha kok jadi tempat peringatan Holocaust, dan ini museum terbesar di Asia Tenggara,” kata Sudarnoto.
MUI mendesak pembangunan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara disetop karena keberadaannya melukai masyarakat Palestina.
“Harus dihentikan. Saya minta Pemda bersama dengan masyarakat di sana, MUI dan ormas dan kekuatan civil society harus bangun sensitivitas juga,” ujarnya kepada CNN Indonesia.
Terpisah, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi turut mengkritisi pembangunan museum Holocaust di Sulut itu. Ia memgklaim pembangunan Museum Holocaust melanggar Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
“Pembangunan Museum Holocaust merupakan pelanggaran nyata terhadap UUD dan konstitusi RI yang sampai saat ini masih menolak normalisasi hubungan dengan Israel,” kata Muhyiddin dalam keterangan resminya.
Muhyiddin mengatakan seharusnya yang bisa dibangun adalah museum kebiadaban dan tindak kekerasan Zionis Israel terhadap bangsa dan rakyat Palestina sejak 1948.
Menurutnya, pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut. Keberadaan museum itu merupakan bentuk provokatif, tendensius dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat.
“Pembangunan museum itu tak ada urgensinya sama sekali di bumi Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, Muhyiddin menyebut Indonesia dan masyarakat dunia juga harus mewaspadai manuver dan proxy Israel dengan memanfaatkan kondisi nasional yg tak stabil. Terlebih lagi saat ini ekonomi sedang mengalami keterpurukan.
Kondisi itu, kata Muhyidin, membuka peluang menekan Indonesia supaya melakukan normalisasi hubungan dgn Israel.
“Alasan mereka adalah sangat klasik yaitu Indonesia bisa berperan lebih besar dan aktif membantu penyelesaian konflik Arab-Isreal. Itu semua adalah Batman trap saja,” kata dia.
Museum ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari Holocaust internasional. Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel sempat menghadiri persemian Museum tersebut.(Nto)