Indonesiainside.id, Jakarta – PBB mengomentari laporan palsu kantor berita Bloomberg yang menulis headline “Rusia Menginvasi Ukraina”. Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq mengatakan semua pihak harus hati-hati dan menahan diri dari retorika yang membuat suasana semakin buruk.
Kantor berita Bloomberg sebelumnya menulis judul bahwa Rusia telah meluncurkan invasi ke Ukraina. Tak lama kemudian berita itu dihapus.
Dalam keterangannya Bloomberg mengakui adanya kesalahan, seraya mengatakan bahwa keadaan insiden itu sedang diselidiki.
“Kami percaya bahwa semua pihak harus menghindari tindakan atau retorika apa pun yang dapat meningkatkan memanasnya situasi,” kata Haq ketika ditanya apakah PBB khawatir tentang contoh informasi yang salah seperti itu dilansir Sputnik, Ahad (6/2).

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Bloomberg membuat berita provokatif dan menyesatkan di tengah ketegangan yang sangat tinggi didorong oleh sikap agresif Barat terhadap Rusia.
Peskov menyebut berita provokatif semacam itu dapat menyebabkan “konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki,” dan menambahkan bahwa “percikan apa pun sangat berbahaya.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kemudian memperkuat posisi itu dengan mencatat bahwa insiden Bloomberg mengungkapkan adanya kampanye global yang dilakukan terhadap Rusia melalui tekanan politik dan disinformasi.
“Ini klasik, dengan menyebarkan informasi palsu dan tekanan politik, kampanye lain, dan sebagainya. Sekarang berlangsung kampanye global dengan slogan agresi Rusia terhadap Ukraina. Tidak ada logika, tidak ada fakta, ada sejumlah besar pemalsuan, disinformasi, kegilaan yang berlipat ganda. Ini semua omong kosong,” kata Zakharova kepada penyiar radio Radio Rossii.
Situasi di sekitar Ukraina memburuk dalam beberapa pekan terakhir dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa menyuarakan keprihatinan atas penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina, dan NATO mendesak sekutu untuk meningkatkan dukungan militer mereka untuk Kiev.
Sejauh ini, AS, Inggris, Kanada, Polandia dan negara-negara Baltik telah memasok beberapa senjata ke Ukraina, dengan Washington mengirim pasukan tambahan ke negara tetangga Polandia dan Rumania.
Rusia pada gilirannya telah berulang kali membantah memiliki niat untuk menyerang negara mana pun, menunjuk pada aktivitas militer NATO di dekat perbatasannya, yang dianggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.(Nto)