Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan selama lima jam dengan pemimpin Prancis Emmanuel Macron di Moskow. Berbagai hal dibahas, termasuk situasi terkini di Ukraina.
Pada konferensi pers bersama setelah pertemuan, Putin menyampaikan jika Ukraina mengingkari perjanjian Minsk.
Putin juga mengkritik kebijakan NATO yang mencoba mempengaruhi negara eks Soviet untuk masuk dalam anggotanya. Hal ini berakibat adanya penempatan sistem persenjataan yang mengancam Rusia.
Di sisi lain, pemimpin Rusia ini juga mengancam Ukraina jika mencoba merebut kembali Krimea dengan paksa. Hal ini sama artinya dengan menantang Moskow untuk berperang.
Selama pembicaraan dengan Macron, Presiden Putin juga mengungkit kembali masalah jaminan keamanan Rusia oleh NATO. Hal ini mengingat persenjataan yang disebar NATO di negara anggotanya dapat mencapai Rusia dengan mudah.
“Kami sangat menyadari bahwa Bapak Presiden datang ke Rusia untuk membahas isu-isu mendesak yang berkaitan dengan memastikan keamanan Eropa dan global, untuk pemeliharaan negara kita sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab khusus,” katanya.
Putin mengaku, dirinya dan Presiden Macron bertukar pandangan tentang inisiatif Rusia yang ditujukan kepada Amerika dan NATO. Kekhawatiran Moskow tentang masalah ini ditentukan oleh keamanan pan-Eropa, katanya.
“Dialog dengan Amerika Serikat dan NATO tentang jaminan keamanan untuk Rusia belum berakhir,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin dilansir Ria Novosti, Senin (7/2).
Putin menekankan bahwa tidak ada satu pun hal yang tidak dapat diterapkan dalam proposal jaminan keamanan yang telah disodorkan Moskow.
(Nto)