Indonesiainside.id, Jakarta – Amerika Serikat dan sekutunya mengancam bakal menjatuhkan sanksi kepada China jika mendukung Rusia dalama masalah dengan Ukraina.
Ancaman ini disampaikan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan pada hari Minggu, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping bersama-sama hadir dalam upacara pembukaan Olimpiade Beijing dan bersumpah untuk memperkuat persatuan mereka melawan “campur tangan” Barat.
Pemimpin Rusia dan China mengatakan bahwa persahabatan antara kedua negara tidak memiliki batas dan bahwa tidak ada bidang kerja sama terlarang di antara mereka, termasuk militer.
Berbicara di NBC “Meet the Press” pada hari Minggu, Sullivan memperingatkan bahwa jika China mendukung invasi Rusia maka ada harga yang harus dibayar.
“Kami percaya bahwa Beijing pada akhirnya harus membayar keterlibatannya mendukung invasi Rusia ke Ukraina,” katanya.
Sullivan sebelumnya telah menyampaikan hal serupa dalam program “This Week” ABC pada hari Sabtu, tetapi mengatakan dia menduga China tidak akan mau menerima sanksi atas dukungannya kepada Rusia.
Amerika Serikat menuduh Rusia bersiap untuk menyerang Ukraina dengan mengumpulkan sekitar 100.000 tentara dan perangkat militer di sepanjang perbatasan dengan bekas negara Soviet itu.
Rusia dengan tegas membantah memiliki rencana seperti itu, dengan mengatakan penumpukan pasukan itu defensif dan sebagai tanggapan atas peningkatan aktivitas NATO di dekat perbatasan Rusia. Namun, mereka mengancam akan mengambil langkah-langkah yang tidak ditentukan jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.
Sullivan juga menegaskan bahwa AS dan sekutu NATO-nya bersedia menegosiasikan penyebaran rudal di Eropa jika Rusia mundur.
“Kami siap bersama sekutu dan mitra kami untuk menegosiasikan masalah yang menjadi perhatian bersama ketika menyangkut keamanan Eropa, dan ya, itu akan mencakup pembatasan timbal balik pada penempatan rudal ofensif,” katanya pada “Fox News Sunday.”(Nto)