Indonesiainside.id, Sidoarjo – Konsul Australia memuji program Usaha Berubah Hadapi Covid-10 (UBAH) di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo. Program ini merupakan kerja sama antara MDMC PP Muhammadiyah dengan pemerintah Australia.
Counsellor Australian Embassy Jakarta, Simon Ernst mengunjungi Smamda Sidoarjo didampingi Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, Rahmawati Husein, pekan lalu. Simon mengevaluasi program UBAH yang menitikberatkan pada perubahan perilaku dalam menghadapi bencana sehingga sekolah menjadi satuan pendidikan aman bencana (SPAB).
Di masa pandemi, program ini dititikberatkan pada pembiasaan protokol kesehatan (prokes) melalui kampanye media komunikasi, edukasi, dan informasi, pelatihan dan pemahaman pemangku kepentingan bidang pendidikan, dan bantuan peralatan.
”Hasil baik dari program UBAH sudah diimbaskan ke seluruh sekolah Muhammadiyah di Sidoarjo, sebanyak 38 sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK,” papar Kepala Smamda, Wigatiningsih pada kunjungan Rahmawati Husein dan Simon Erst tersebut.
Simon Ernst mengapresiasi kinerja Smamda. Simon Ernst juga berkesempatan mengunjungi Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang memiliki fasilitas lengkap untuk sarana isolasi mandiri jika ada kasus penyebaran Covid-19 yang menimpa guru maupun siswa.
”Saya senang sekali sudah melihat fasilitas di Smamda yang begitu lengkap. Atas nama pemerintah Australia kami mengucapkan terima kasih. Semoga kerja sama ini bisa ditingkatkan,” kata Simon.
Lebih lanjut, dirinya berharap kerja sama ini mampu mempererat persaudaraan Indonesia dan Australia yang kini tengah berjuang bersama-sama melawan pandemi. “Indonesia dan Australia memiliki kerja sama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan perekonomian,” katanya.
Sementara itu, Rahmawati Husein menilai Smamda telah memenuhi kelayakan sebagai sekolah standar aman bencana. “UKS Smamda memiliki lima bilik, lengkap dengan bed medis, tabung oksigen, cek suhu, tensi, oksimeter, dan alat ukur denyut nadi,” katanya.
Semua fasilitas yang sudah dimiliki oleh Smamda mulai tempat cuci tangan di depan setiap kelas lengkap dengan petunjuk cuci tangan, dan sabun. Tak hanya itu, media kampanye komunikasi, informasi, dan edukasi di setiap titik Smamda juga bisa dilihat dengan jelas.
”Termasuk jalur mobilitas yang terpasang di lantai Smamda. Ini menunjukkan upaya serius bahwa kita ingin berubah dan menerapkan protokol kesehatan,” kata Rahmawati. (Aza)
Sumber: Muhammadiyah.or.id