Indonesiainside.id, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, sejak varian Omicron ditemukan sebanyak setengah juta angka kematian telah dilaporkan di seluruh dunia.
“Ini sangat-sangattragis,” ujar perwakilan WHO Maria Van Kerkhove, Kamis (10/2).
Pada akhir November 2021 tercatat 130 juta kasus dan 500.000 kematian telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Omicron dinyatakan sebagai varian yang menjadi perhatian WHO (varian of concern).
Karena sifatnya yang lebih menular, ia dengan cepat menyalip Delta sebagai varian Covid yang dominan di dunia, meskipun gejalanya tidak separah Delta.
“Di era vaksin yang efektif, setengah juta orang meninggal, itu benar-benar sesuatu yang memilukan,” kata Maria dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.
“Sementara semua orang mengatakan Omicron lebih ringan, (mereka) melewatkan titik poin bahwa setengah juta orang telah meninggal sejak ini terdeteksi,” katanya.
Banyaknya kasus Omicron yang diketahui sampai saat ini mengejutkan, tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
“Itu membuat puncak sebelumnya terlihat hampir datar. Kita masih berada di tengah pandemi ini. Banyak negara belum melewati puncak Omicron mereka,” katanya.
Van Kerkhove mengatakan dia sangat prihatin dengan peningkatan tingkat kematian selama beberapa minggu berturut-turut.
“Virus ini terus berbahaya,” katanya.
WHO mengatakan dalam pembaruan status epidemiologi COVID-19 mingguannya yang diterbitkan Selasa malam bahwa hampir 68.000 kematian baru dilaporkan pekan lalu, meningkat tujuh persen dari minggu sebelumnya. Sementara itu, jumlah kasus Covid mingguan baru menurun 17 persen menjadi hampir 19,3 juta.
Pandemi saat ini “ditandai dengan penyebaran global yang terus berlanjut dari varian Omicron,” kata laporan itu, dengan varian sekarang terdeteksi “di hampir semua negara”.
Lebih dari 96,7 persen sampel yang diurutkan dan diunggah ke inisiatif sains global GISAID berasal dari Omicron dalam 30 hari terakhir. Delta hanya mewakili 3,3 persen.
WHO menambahkan bahwa suntikan booster “secara substansial” meningkatkan kemanjuran atau kekebalan.
Sejak COVID-19 muncul di China pada Desember 2019, lebih dari 5,7 juta orang telah meninggal, sementara lebih dari 392 juta kasus telah dilaporkan. (Nto)