Indonesiainside.id, Jakarta – Ukraina menyerukan dialog dengan Rusia. Namun Ukraina tidak mau sendirian dan meminta anggota NATO lainnya untuk menemani membahas atas meningkatnya ketegangan di perbatasannya.
Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan Rusia telah mengabaikan permintaan resmi untuk menjelaskan penambahan pasukan.
Dia mengatakan langkah selanjutnya adalah meminta pertemuan dalam 48 jam ke depan untuk transparansi tentang rencana Rusia.
Rusia telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina meskipun ada penambahan sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina.
Tetapi dengan AS mengatakan Moskow dapat memulai dengan pemboman udara “kapan saja”, lebih dari selusin negara telah mendesak warganya untuk meninggalkan Ukraina.
Duta Besar Ukraina di London, Vadym Prystaiko, telah menarik kembali komentar yang dia buat kepada BBC di mana dia mengatakan Ukraina bersedia untuk “fleksibel” pada ambisinya untuk bergabung dengan NATO, yang akan menjadi konsesi besar bagi Rusia.
Namun dalam wawancara berikutnya dia mengatakan bahwa Ukraina memiliki komitmen konstitusional untuk bergabung dengan NATO dan itu tergantung pada “kesiapan NATO sendiri” apakah Ukraina akan diterima.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan Inggris akan mendukung apa pun yang diputuskan Ukraina untuk dilakukan.
Ukraina telah mengajukan permintaan melalui Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) kepada Rusia untuk menjelaskan peningkatan pasukannya. Di bawah Dokumen Wina, di mana Rusia adalah salah satu pihak, anggota OSCE dapat meminta informasi tentang kegiatan militer anggota.
“Jika Rusia serius ketika berbicara tentang keamanan yang tidak dapat dipisahkan di ruang OSCE, ia harus memenuhi komitmennya terhadap transparansi militer untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan keamanan untuk semua,” kata Kuleba.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengkritik “kepanikan” yang dapat menyebar dari klaim semacam itu, mengatakan dia tidak melihat bukti bahwa Rusia merencanakan invasi dalam beberapa hari mendatang.
Pada hari Minggu, dia berbicara selama hampir satu jam melalui telepon dengan Presiden AS Joe Biden. Gedung Putih mengatakan Presiden Biden telah menegaskan kembali dukungan AS untuk Ukraina, dan bahwa kedua pemimpin telah sepakat tentang “pentingnya melanjutkan diplomasi dan pencegahan”.
Pernyataan panggilan telepon Ukraina mengatakan presidennya telah berterima kasih kepada AS atas “dukungan tak tergoyahkan” dan bahwa, pada akhirnya, Presiden Zelensky telah mengundang pemimpin AS untuk datang ke Ukraina. Belum ada komentar atas undangan dari Gedung Putih.
Panggilan telepon selama satu jam antara Presiden Biden dan pemimpin Rusia Vladimir Putin sehari sebelumnya gagal menghasilkan terobosan. (Nto)