Indonesiainside.id, Jakarta – China menuduh Amerika Serikat hanya membual dan memainkan isu ancaman perang demi menciptakan ketegangan dalam isu Ukraina. Hal ini karena Presiden AS Joe Biden dan sekutu Baratnya tetap menyebarkan informasi tidak benar meski ada pengumuman Moskow menarik mundur pasukannya.
“Barat dan Amerika menggebu-gebu menyebar disinformasi. Ini hanya akan menciptakan turbulensi serta ketidakpastian bagi dunia yang penuh tantangan, dan memicu kesusahan dan perpecahan,” kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin kepada wartawan pada briefing reguler di Beijing pada hari Rabu(16/2).
Negara-negara Barat di bawah pimpinan Amerika menebar isu ancaman perang. Mereka juga menyerukan dialog dan penarikan pasukan untuk meredakan kebuntuan, namun tetap mendorong mereka mendesak warganya meninggalkan Ukraina karena serangan bisa datang kapan saja.
“Kami berharap pihak-pihak terkait akan menghentikan kampanye disinformasi seperti itu dan berbuat lebih banyak untuk perdamaian, saling percaya dan kerja sama,” katanya.
China telah dikritik karena sikapnya terhadap Ukraina oleh beberapa pemimpin Barat, termasuk Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
“China dan Rusia, selalu bekerja sama untuk jangka panjang yang baik dan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan atas dasar non-aliansi, non-konfrontasi dan non-penargetan negara ketiga,” tambah Wang.(Nto)