Indonesiainside.id, Jakarta – Ratusan orang berkumpul menyatakan duka cita dan simpati atas kematian Amir Locke, seorang pria kulit hitam yang ditembak mati oleh polisi dalam penggerebekan di apartemennya awal bulan ini.
Locke, 22, ditembak pada 2 Februari oleh petugas yang melakukan tugas berdasarkan surat perintah penggeledahan tanpa peringatan di apartemen di Minneapolis.
Kematiannya adalah yang terbaru dari serangkaian pembunuhan oleh penegak hukum yang memicu kemarahan atas kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika.
Sebuah video bodycam polisi menunjukkan seorang petugas menggunakan kunci membuka pintu apartemennya dan kemudian tim SWAT memasuki apartemen sambil berteriak dan menodongkan senapan otomatis.
Mereka kemudian langsung melepaskan tembakan setelah Amir Locke yang tengah tidur di sofa terbangun dan menyibak selimutnya dengan pistol di tangannya.
Total waktu antara masuknya petugas dan tembakan yang dilepaskan kurang dari sepuluh detik, lansir PressTV.
Locke meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit. Sebuah laporan insiden mengatakan Amir Locke tertembak dua kali di dada dan satu di pergelangan tangan kanan.
Protes atas kematiannya di pusat kota Minneapolis telah menarik ratusan demonstran menuntut keadilan dan meminta penghapusan surat perintah penggerebekan tanpa pemberitahuan.
Aktivis berpendapat Locke memiliki hak untuk memiliki senjata di rumahnya, mencatat bahwa dia tidak pernah diberi kesempatan untuk melucuti senjatanya sendiri di saat-saat kritis ketika petugas menyerbu ke apartemennya tanpa peringatan.
Sementara itu, Pendeta Al Sharpton menyampaikan pidato yang emosional pada pemakaman Locke pada hari Kamis.
“Amir tidak bersalah atas apa pun selain menjadi muda dan berkulit hitam di Amerika,” kata Sharpton, yang memimpin Jaringan Aksi Nasional nirlaba hak-hak sipil.
Kerabat George Floyd dan Botham Jean, keduanya berkulit hitam, yang juga tewas di tangan polisi, hadir di pemakaman Locke.(Nto)