Indonesiainside.id, Beirut – Pasukan keamanan Lebanon menangkap seorang jurnalis karena diduga menjadi agen mata-mata intelijen Israel Mossad. Wartawan itu dinilai bekerja sama dengan otoritas Israel melalui penulisan artikel yang miring tentang gerakan perlawanan Hizbullah dengan tujuan agar opini publik terhadap kelompok tersebut berubah.
Surat kabar harian berbahasa Arab Libanon al-Akhbar , mengutip sumber-sumber peradilan, melaporkan bahwa wartawan Lebanon itu menulis puluhan karya anti-Hizbullah atas permintaan rezim Tel Aviv.
Dia menerima bayaran antara USD300 – 700 atau sekitar Rp 4-10 juta per artikel.
Platform berita tempat jurnalis itu menulis, menurut laporan itu, adalah majalah al-Jaras.
Wartawan itu juga diminta untuk membuat berita yang menghubung-hubungkan antara Hizbullah dan ledakan besar 4 Agustus 2020 di pelabuhan Beirut, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 6.500 lainnya.
Jaringan televisi al-Manar Lebanon yang melakukan investigasi menyebutkan wartawan itu menerima pekerjaan setelah menghubungi sebuah iklan di media yang menawarkan pekerjaan di sebuah perusahaan asing. Mossad memakai perusahaan itu sebagai kedok dan menawari gaji bulanan menggiurkan untuk menulis artikel dengan pesan-pesan tertentu.
Bulan lalu, pasukan keamanan negara itu telah membongkar setidaknya 17 jaringan mata-mata Israel.
Menurut laporan itu, masing-masing pelaku beroperasi secara independen di seluruh Lebanon dan di negara tetangganya Suriah.(Nto)