Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor meminta negaranya mengkaji lebih lanjut hubungan diplomatik dengan Israel. Dia juga berharap adanya aksi nyata terhadap rezim di Tel Aviv atas praktik apartheid terhadap Palestina yang dilakukan sistematis.
Berbicara di depan parlemen minggu ini, Pandor menunjuk pada sejarah perjuangan Afrika Selatan, dengan mengatakan nilai-nilai yang diperoleh dari perjuangan melawan rasisme dan kolonialisme
“Ini membuat kita berkewajiban untuk menjadi suara bagi yang tertindas dan terpinggirkan di mana-mana,” tegasnya.
“Kami sedang mempelajari laporan hak asasi manusia baru-baru ini di Israel, dan berharap untuk memberikan sanksi langsung terhadap praktik apartheid Israel yang terdokumentasi dengan baik,” katanya.
Pernyataan itu muncul setelah tiga laporan hak asasi manusia yang menyatakan bahwa Israel merupakan rezim yang melakukan kejahatan apartheid terhadap rakyat Palestina.
Kepala diplomat Afrika Selatan itu juga memimpin upaya untuk mencabut status pengamat Israel di Uni Afrika. Menurut Pandor, penentangan terhadap status pengamat Uni Afrika Israel didasarkan pada piagam AU yang menolak “kolonialisme, rasisme, dan pendudukan ilegal.”
“Kami dengan keras, sebagai negara Afrika Selatan, menentang pemberian status pengamat [Uni Afrika] kepada Israel oleh ketua Komisi Uni Afrika. Keberatan kami berasal dari konstitusi kami sendiri dan nilai-nilainya serta piagam Uni Afrika yang menolak kolonialisme, rasisme, dan pendudukan ilegal atas tanah orang lain,” katanya. (Nto)