Indonesiainside.id, Istanbul – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron membahas intervensi militer Rusia di Ukraina dalam sebuah panggilan telepon.
Baik Turki dan Prancis mengutuk keputusan Moskow untuk meluncurkan invasi ke Ukraina, menyerang melalui darat, laut dan udara dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II.
Pasukan Rusia menargetkan daerah-daerah utama kota-kota Ukraina dengan senjata dan rudal dalam apa yang disebut Moskow sebagai operasi khusus terhadap tetangganya.
Erdogan dan Macron membahas intervensi dan perkembangan terakhir, kata Direktorat Komunikasi Turki.
Erdogan sebelumnya pada hari itu mengatakan serangan itu “bertentangan dengan hukum internasional dan pukulan berat bagi perdamaian, ketenangan dan stabilitas kawasan.”
Dia mengatakan Turki mendukung integritas teritorial Ukraina oleh invasi Rusia.
“Rusia harus segera mengakhiri operasi militernya,” tulis Macron di Twitter, mengatakan Rusia telah membuat keputusan untuk “berperang” di Ukraina.
“Prancis berdiri dalam solidaritas dengan Ukraina. Mereka mendukung Ukraina dan bekerja sama dengan mitra dan sekutunya untuk mengakhiri perang,” tambahnya.
Erdogan, yang telah menjalin hubungan baik dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina dan sebelumnya telah menawarkan untuk menengahi konflik, sebelumnya pada hari Kamis berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui telepon.
Kementerian luar negeri Turki menyerukan untuk segera mengakhiri operasi militer Rusia. “Serangan ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan menimbulkan ancaman serius bagi keamanan wilayah kami dan dunia,” kata kementerian itu.
“Kami meminta Federasi Rusia untuk segera mengakhiri tindakan yang tidak adil dan melanggar hukum ini.”(Nto)