Indonesiainside.id, Moskow – Ribuan milisi Chechnya menawarkan bantuan kepada angkatan bersenjata Rusia, untuk ikut menggempur Ukraina. Hal ini disampaikan Pemimpin Republik Selatan, Ramzan Kadyrov, saat militer Moskow melakukan serangan hari kedua di Ukraina.
Pada hari Jumat, 12.000 sukarelawan berkumpul di alun-alun pusat ibu kota Chechnya, Grozny. Kadyrov memberi tahu ke media bahwa pengumpulan massa itu diselenggarakan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Kremlin dan kesiapan mereka untuk membantu.
“Ini adalah sukarelawan yang siap berangkat untuk operasi khusus kapan saja untuk mengamankan negara dan rakyat kami,” kata Kadyrov kepada outlet tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada pasukan yang akan dikerahkan sampai “Panglima Tertinggi” Putin memberi perintah.
Menteri Dalam Negeri Chechnya, Akhmed Dudayev, menyebutkan tujuan dari kongregasi itu adalah untuk menunjukkan bagaimana kesiapan pasukan mereka mengikuti perintah dan mempertahankan tanah air.
” Pemeriksaan kesiapan personel untuk melaksanakan perintah dari panglima tertinggi, presiden negara Vladimir Vladimirovich Putin,” ujar Dudayev dilansir RBK.
Dalam pidatonya, Kadyrov menuntut agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta maaf kepada Putin.
“Mengambil kesempatan ini, saya ingin memberikan saran kepada Presiden Zelensky saat ini agar dia menelepon Presiden kita, Panglima Tertinggi Vladimir Putin, dan meminta maaf karena tidak melakukannya lebih awal. Lakukan untuk menyelamatkan Ukraina. Minta maaf dan setujui semua persyaratan yang diajukan Rusia. Ini akan menjadi langkah yang paling benar dan patriotik baginya,” katanya.
Moskow melakukan “operasi militer khusus” di Ukraina pada dini hari Kamis pagi, dengan maksud untuk demiliterisasi dan “de-nazifikasi” negara itu, setelah menuduh bahwa pemerintah Kiev bertanggung jawab atas delapan tahun genosida dalam perang negara itu.
Saat hari kedua serangan hampir berakhir, sebagian besar militer Ukraina telah lumpuh, dengan bandara, pusat komunikasi, infrastruktur pertahanan, dan pangkalan militer rusak dalam serangkaian serangan udara Rusia.
“Zelensky mengatakan dia siap untuk membahas status netral Ukraina. Awalnya, Putin mengatakan bahwa tujuan operasi itu adalah untuk membantu Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk, termasuk melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Dan ini, pada kenyataannya, merupakan komponen integral dari status netral,” jelas Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov. (Nto)