Indonesiainside.id, Jakarta – Analis politik terkemuka Amerika, Bill Dores, menyarankan masyarakat dunia agar melihat konflik Rusia-Ukraina dengan jernih. Jangan sampai terhasut dengan propaganda yang dilakukan Amerika dan sekutu Baratnya melalui media-media utama serta medsos.
Dikatakannya, propaganda yang dilakukan Amerika melalui retorika dan pernyataan panas di media utama semata-mata demi kepentingan ekonomi. Mengembalikan cengkeraman ekonomi dengan menciptakan suasana hingga akhirnya pecahlah perang Ukraina.
Bill Dores menyebut para politisi AS tidak peduli dengan rakyat Ukraina.
“Mereka tidak mempedulikan rakyat Ukraina kecuali sebagai umpan meriam dalam perang proksi melawan Rusia, perang yang telah direkayasa Washington dengan sengaja dan hati-hati,” kata Bill yang juga aktivis antiperang ini dalam wawancara Press TV, dikutip Jumat (4/3).
Ditambahkannya, selain ke Rusia, Amerika juga melakukan perang proksi ke China, Bolivia, Kuba, Ethiopia, Iran, Nikaragua, Suriah, Venezuela, dan Zimbabwe.
“Juga di blok negara-negara berkembang yang mencari kemerdekaan ekonomi dari bank-bank AS dan monopoli perusahaan, ”kata Bill Dores.
“Dalam pidatonya, Biden mau tidak mau menerima pujian. ‘Kami sudah siap,’ katanya waktu itu. ‘Kami mempersiapkan secara ekstensif dan hati-hati.’ Musim panas lalu, AS mendorong Ukraina melanggar perjanjian Minsk, AS dan negara-negara NATO lainnya juga menghidupkan kembali rencana untuk membawa Ukraina ke NATO. Itu berarti pasukan dan rudal AS dan Eropa Barat berada di perbatasan Rusia,” kata Bill Dores.
“Pada 17 Februari, Pentagon memerintahkan tentara bayaran Ukraina untuk melancarkan serangan skala penuh terhadap republik independen Donetsk dan Lugansk. Mereka tahu Rusia tidak punya banyak pilihan selain merespons,” kata Bill Dores.
“Media korporasi Barat menyembunyikan fakta bahwa pertempuran ini tidak dimulai minggu lalu. Ini telah mengamuk selama delapan tahun. 14.000 orang tewas dalam perang rezim Kiev melawan orang-orang Donetsk dan Lugansk yang kebanyakan berbahasa Rusia,” kata Bill Dores.
Bill Dores juga mengungkapkan fakta bahwa perang Ukraina bukan dimulai 2022 ini tapi jauh pada tahun 2014.
“Ketika sebuah kudeta yang diorganisir dari kedutaan AS memasang rezim sayap kanan Russophobic di Kiev. Kelompok Neo-Nazi seperti Pravdiy Sektor dan Partai Svoboda adalah bagian dari operasi AS,” kata Bill Dores.
“Milisi mereka memulai operasi ‘pembersihan etnis’ melawan orang-orang Donbas yang berbahasa Rusia di Ukraina timur. Setidaknya 50 pengunjuk rasa dibakar sampai mati di Odessa ketika geng-geng ini membakar markas serikat pekerja,” kata Bill Dores.
“Sebagai tanggapan, orang-orang Donetsk dan Lugansk mendeklarasikan kemerdekaan. Seperti orang-orang Gaza, mereka dikepung untuk pilihan mereka di kotak suara,” jelasnya.
“Seandainya pasukan Rusia masuk begitu saja untuk mempertahankan daerah-daerah itu, Washington dan Kiev masih sudah siap untuk meneriakkan kata “INVASI”, dan mereka akan diserang dengan semua sistem senjata yang telah diberikan AS kepada Kiev,” tegas Bill Dores.
“Seandainya Rusia membiarkan pembantaian terjadi dan Ukraina bergabung dengan NATO, mereka akan menghadapi perang yang jauh lebih besar dalam waktu dekat. Karena satu-satunya alasan ekspansi NATO adalah perang,” kata analis itu.
“Operasi militer Rusia tidak seperti invasi AS ke Irak, yang didukung Joe Biden. Rusia tidak menghancurkan stasiun pompa air, pembangkit listrik, sistem pembuangan limbah, telepon. Meskipun berita utama tidak berdasar di media Barat, mereka menargetkan infrastruktur militer. Bagaimanapun, perang adalah neraka,” kata Bill Dores yang juga penulis beberapa buku ini.
“Pion perusahaan di dalam Beltway menginginkan perang. Mereka tahu bahwa hanya perang dan kehancuran yang dapat mempertahankan posisi usang bank-bank AS dan dolar dalam perekonomian dunia. Darah Ukraina ada di tangan mereka,” katanya.
“Orang-orang di dunia menginginkan perdamaian. Kita perlu menuntut diakhirinya intervensi AS/NATO di Ukraina, membawa pulang semua pasukan dan senjata, menghapus aliansi NATO dan mengizinkan Rusia, Ukraina dan rakyat Donetsk dan Lugansk untuk merundingkan solusi. Rusia bukan musuh kita. Orang-orang di AS membutuhkan mesin perang korporat/Pentagon dari punggung kami, ”pungkasnya.(Nto)