Indonesiainside.id, Peshawar – Pakistan berjanji akan memburu dan menangkap dalang di balik serangan mematikan di masjid syiah, yang dilakukan kelompok militan Daesh. Setelah jumlah korban tewas sebanyak 63 orang dan melukai hampir 200 orang di Pakistan.
Daesh mengklaim bahwa pembom bunuh diri merupakan anggotanya yang berasal dari Afghanistan. Sebelum melakukannya, pelaku menembak dua polisi yang menjaga masjid Syiah di barat laut Peshawar. Serangan itu terjadi saat jamaah salat Jumat.
“Korban tewas kemungkinan akan terus meningkat,” kata Asim Khan, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar dilansir Arab News, Sabtu (5/3).
Setidaknya empat dari 38 pasien yang masih dirawat di rumah sakit berada dalam kondisi kritis, katanya.
Para penguasa Taliban di Afghanistan, yang telah memerangi Daesh, mengutuk serangan itu. Daesh telah terbukti menjadi ancaman keamanan terbesar Taliban sejak berkuasa Agustus lalu.
“Kami mengutuk pemboman sebuah masjid di Peshawar, Pakistan. Tidak ada pembenaran untuk menyerang warga sipil dan jamaah,” cuit Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Taliban Zabihullah Mujahid. Dia menolak mengomentari klaim ISIS bahwa pelaku bom bunuh diri adalah warga Afghanistan.
Hingga Jumat malam dan Sabtu pagi, warga Pakistan menguburkan jenazah keluarga mereka di tengah pengamanan ketat, dengan mengerahkan anjing pelacak. Polisi melakukan penggeledahan tubuh pelayat yang kemudian digeledah untuk kedua kalinya oleh petugas keamanan yang disediakan oleh komunitas Syiah Pakistan.
Salah satu petugas polisi yang ditembak di luar masjid Kucha Risaldar tewas seketika dan yang kedua meninggal kemudian karena luka-lukanya, kata pejabat polisi.
Menteri Informasi Pakistan Chaudhry Fawad Hussain mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tiga tim investigasi dibentuk untuk mempelajari bukti forensik dan rekaman TV sirkuit tertutup untuk melacak dalang serangan itu. (Nto)