Indonesiainside.id, Moskow – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadu domba Rusia dan NATO. Hal ini setelah Zelensky meminta agar NATO menyatakan wilayah larangan terbang di Ukraina, namun ditolak.
“Zelensky menunjukkan keinginannya untuk menyeret NATO ke dalam konflik,” kata Lavrov.
Penolakan NATO itu membuat Zelensky kecewa. Menurut Lavrov, dengan mengungkapkan kekecewaannya dengan penolakan blok itu untuk campur tangan, mantan komedian itu dinilai ingin memprovokasi bentrokan antara NATO dan Rusia.
“Pernyataan pahit terus-menerus oleh Tuan Zelensky tidak menambah optimisme”, kata Lavrov. “Dia sedikit kasar kepada kuratornya, menuduh mereka tidak bertindak. Dan saya punya pertanyaan: jika dia begitu marah karena NATO tidak membelanya, seperti yang dia harapkan, maka dia masih berharap penyelesaian konflik dengan melibatkan NATO dalam keseluruhan cerita ini, dan bukan melalui negosiasi … Ternyata dia masih ingin memprovokasi konflik”.
Diplomat top Rusia itu menyatakan bahwa “kegilaan militeristik” Zelensky menunjukkan bahwa dia tidak membutuhkan pembicaraan dengan Moskow. Namun, Lavrov mengatakan Rusia berharap suasana hati Zelensky berubah.
Negosiasi antara Rusia dan Ukraina berlangsung di Belarus, dengan putaran pertama terjadi pada 28 Februari, diikuti oleh pertemuan kedua pada 3 Maret. Pada putaran kedua, para pihak mencapai kesepahaman tentang penyediaan bersama koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, serta pengiriman makanan dan obat-obatan. Pihak Ukraina mengatakan bahwa putaran ketiga pembicaraan diperkirakan akan dimulai minggu depan.
NATO sebelumnya mengatakan bahwa mereka tidak menganggap sebagai bagian dari konflik, menekankan bahwa aliansi itu tidak akan mengerahkan pasukan di Ukraina atau memindahkan pesawat ke wilayah udaranya. Namun, NATO terus memasok senjata ke Ukraina, dan mengatakan akan meningkatkan pasokan tersebut.(Nto)